Page 31 - E-BAI_Hikayat
P. 31

Hikayat (cerita rakyat)/e-modul bahasa Indonesia/kelas X






                    Pampoq  sudah  mendapatkan  petunjuk  dari  para  dewa.  "Sebelum  engkau

              berangkat,  ambillah  satu  ekor  ayam  putih.  Mintalah  dua  gadis  bangsawan
              Awing  Tiling  dan  Awing  Nyanding  untuk  mengibas-ngibaskan  sayapnya,"  ujar

              Pampoq.
                Lencau segera memenuhi permintaan itu. Ayam putih sudah dipersiapkan dan

              ritual  pun  dilakukan.  Dua  orang  gadis  bangsawan  diundang  Lencau  datang

              mengibas-ngibaskan sayap ayam putih. Peristiwa gaib terjadi. Lencau berubah
              menjadi lebih perkasa dari sebelumnya.
                                                           ***

                   Satu hari kemudian, Lencau berangkat menuju rumah Bungan Apui. la pergi

              sendirian.  Keinginan  membalas  dendam  kematian  bapaknya  sangat  kuat.
              Sampailah  ia  di  rumah  Bungan  Apui.  Lencau  berdiri  tepat  di  bawah  pohon

              besar yang sangat rimbun. "Inikah rumah Bungan Apui itu?" pikir Lencau.
                        Lencau  masih  belum  yakin.  la  berjalan  mengitari  pohon  itu.  Sesekali  ia

              menengok  ke  atas  untuk  memastikan  bahwa  pohon  ini  memang  rumah  Bungan
              Apui  sesuai  petunjuk  Pampoq.  "Betul  ini  rumah  Bungan  Apui.  Bagaimana  saya

              harus berperang?" ujar Lencau dalam hati.
                  Niat untuk segera membalas dendam semakin menggumpal. Lencau bergegas

              memanjat pohon. Saat hampir tiba di atas, Lencau mengeluarkan kekuatannya.
              Namun  Bungan  Apui  mengetahui  adanya  serangan  yang  datang  tiba-tiba.  la

              segera membalas dengan mengeluarkan kekuatannya.
                    Setelah  berkali-kali  mendapat  serangan,  satu  baju  penahan  panas  yang

              Lencau  kenakan  lepas.  Lencau  terluka.  la  kemudian  turun  dan  menghentikan
              peperangan.  "Pantaslah  Bungan  Apui  disegani  banyak  orang.  Kekuatannya

              sungguh luar biasa," ujarnya dalam hati. Kemudian Lencau berlari pulang dan

              menceritakan peperangan yang ia alami pada mamak-nya.
                  "Sudah  kukatakan,  tidak  perlu  kau  pergi  membalas  dendam.  Bungan  Apui

              orang kuat dan hebat. Biarlah hanya bapakmu yang menjadi korban," ujar Tinen
              Awing.  Namun,  seperti  bapaknya,  Lencau  tidak  mudah  menyerah.  la  panggil

              Pampoq untuk datang ke rumah. la ceritakan jalannya peperangan dan satu sisi
              baju anti panasnya yang terlepas.











                E-BAI (E-Modul Bahasa Indonesia) "Hikayat"                                               30
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36