Page 33 - E-BAI_Hikayat
P. 33
Hikayat (cerita rakyat)/e-modul bahasa Indonesia/kelas X
Usai bersenandung, tulang-tulang bapaknya bergerak saling mendekat,
kemudian saling menyambung menjadi satu tubuh. Raga bapaknya kembali utuh
namun rohnya belum, karena masih disimpan Bungan Apui dalam Kiran Jangin.
Lencau berusaha menemukannya. la berputar-putar mencari kotak penyimpan
roh. Akhirnya, Lencau berhasil menemukannya. la segera mengguncangkan peti
itu agar rohnya keluar. Tak lama kemudian roh Tamen Awing keluar dan
langsung bersemayam dalam raganya yang sudah menyatu. Tubuh bapaknya
kembali utuh seperti sediakala. Lencau kemudian membawanya turun untuk
diajak pulang ke rumah.
Sementara itu, Tinen Awing sudah sangat gelisah. Tiga hari lebih Lencau
belum pulang dan tidak ada kabar sama sekali. la terus menunggu di depan
rumah. Tiba-tiba, terlihat dua sosok laki-laki dan beberapa orang di
belakangnya datang dari arah hulu sungai. la langsung berdiri melihatnya.
Warga kampung bersorak-sorai ketika rombongan Lencau lewat. Samar
terlihat Lencau menggandeng seorang laki-laki.
"Tamen Awing," teriak Tinen Awing. la usap matanya berulang kali agar
penglihatannya lebih jelas. "la betul Tamen Awing, suamiku," ujarnya terbata-
bata. Melihat suaminya pulang, Tinen Awing terdiam tidak mampu berucap
sepatah kata pun. Lalu, mereka berpelukan penuh rasa haru. Tinen Awing
sangat bahagia karena Lencau berhasil membawa pulang bapaknya.
***
E-BAI (E-Modul Bahasa Indonesia) "Hikayat" 32