Page 7 - Modul 5
P. 7

b.   In-runner type BLDC Motor
                   Pada tipe ini rotor motor terdapat di dalam dan stator berada di luar
                   seperti motor konvensional. Motor ini memerlukan sistem transmisi
                   eksternal untuk menyalurkan tenaga ke roda, oleh karena itu konfigurasi
                   out-runner sedikit besar jika dibandingkan dengan konfigurasi in-runner.


                   Karena alasan inilah motor ini lebih
                   disukai untuk aplikasi kendaraan listrik.
                   kelemahan utamanya adalah harganya
                   relatif mahal. Selain itu, magnet
                   permanen membebani motor secara
                   berlebihan melebihi batas tertetu yang
                   akan mengurangi masa pakai karena          Gambar 5.2 Motor BLDC Out-
                   kondisi termal.                                      runner
                                                               Sumber: circuitdigest.com


               3. Permananet Magnet Synchronous Motor (PMSM)
                    Motor ini juga mirip dengan motor BLDC yang mempunyai magnet
               permanen pada rotornya. Motor ini juga memiliki karakteristik traksi seperti
               kepadatan daya yang tinggi dan efisiensi yang tinggi. Perbedaannya adalah
               PMSM memiliki EMF balik sinusoidal sedangkan BLDC memiliki EMF balik
               trapesium. Motor PMSM tersedia untuk peringkat daya yang lebih tiggi.

               PSMS adalah pilihan terbaik untuk aplikasi
               performa tinggi seperti mobil dan bus.
               PMSM harganya lebih mahal dibandingkan
               motor BLDC. Sebagian besar pabrikan
               otomotif menggunakan motor PMSM untuk
               kendaraan hybrid dan listrik.
                                                                 Gambar 5.3 Motor PMSM
                                                                Sumber: circuitdigest.com
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12