Page 34 - Modul1Siswa
P. 34
kembali ke ganglion akar posterior. Jika virus aktif kembali, sistem imun dapat mencegah
penyebarannya. Namun, virus yang diaktifkan kembali dapat mengatasi sistem imun yang
lemah dan meninggalkan ganglion bergerak ke neuron sensorik kulit dengan transport
aksonal yang cepat. Oleh karena itu akan muncul rasa nyeri, perubahan warna pada kulit,
dan kulit melepuh yang menandai distribusi (dermatom) dari saraf sensorik kulit tertentu
memiliki ganglion akar posterior yang terinfeksi.
2. Ataksia merupakan kerusakan otak kecil yang menyebabkan hilangnya kemampuan untuk
mengkoordinasikan gerakan otot. Pengidap ataksia tidak mampu menyentuh indra mereka
dengan mata tertutup karena tidak dapat mengkoordinasikan gerakan. Tanda lainnya, yakni
pola bicara yang berubah karena otot bicara tidak terkoordinasi.
3. Disrefleksia otonom adalah respons berlebihan dari saraf simpatetik yang dialami oleh
sekitar 85% individu dengan cedera medulla spinalis pada atau di atas level T6. Kondisi ini
terjadi karena gangguan kontrol neuron otonom oleh pusat yang lebih tinggi. Kondisi ini
ditandai dengan sakit kepala yang berdebar-debar, hipertensi, kulit memerah dan
kecemasan.
4. Skizofrenia merupakan penyakit mental yang ditandai dengan “psychotic episode”, pasien
mengalami persepsi realita yang menyimpang. Salah satunya yaitu seperti mendengar
“suara” yang hanya dapat mereka dengar. Orang dengan skizofrenia umumnya mengalami
halusinasi dan delusi. Skizofrenia mengacu pada fragmentasi fungsi otak secara normal
terintegrasi. Salah satu hipotesis penyebab skizofrenia adalah jalur saraf yang
menggunakan dopamine sebagai neurotransmitter.
5. Alzheimer adalah kemerosotan mental atau demensia dengan karakteristik mengalami
kebingungan dan kehilangan ingatan. Otak orang yang menderita Alzheimer terdapat plak
amyloid dan rusaknya neurofibril, selain itu juga terjadi penyusutan jaringan otak yang
mencerminkan kematian neuron di berbagai area otak seperti hipocampus dan korteks
serebral. Plak amyloid menyebabkan kematian neuron di sekitarnya, sedangkan kerusakan
neurofibril karena adanya protein tau. Protein tau membantu merakit dan memelihara
mikrotubul yang mengangkut nutrisi di sepanjang akson. Pada penyakit Alzheimer, protein
tau mengalami perubahan yang menyebabkan pengikatan pada dirinya sendir, sehingga
terjadi kerusakan neurofibril.
Mari simak video berikut, agar lebih memahami mengenai materi sistem saraf!
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=e7gcSNlS_zg
28