Page 72 - Modul1Siswa
P. 72
menyebabkan keringat berlebihan dan intoleransi panas. Kelainan ini juga menyebabkan
berbagai kelainan kardiovaskular, baik efek langsung hormon tiroid maupun
interaksinya dengan katekolamin. Tanda umum yang dimiliki oleh penderita kelainan
ini yakni adanya exoftalmos, yakni pengendapan karbohidrat kompleks penahan air di
belakang mata dan menyebabkan penonjolan mata.
3. Kelainan Kelenjar Paratiroid
a. Hipoparatiroidisme, merupakan kekurangan hormon paratiroid menyebabkan defisiensi
2+
Ca dalam darah, sehingga neuron dan serat otot terdepolarisasi dan menghasilkan
potensial aksi secara spontan. Hal ini menyebabkan kedutan, kejang dan tetani (kontraksi
terus menerus) pada otot rangka. Penyebab utama hipoparatiroidisme yakni kerusakan
pada kelenjar paratiroid.
b. Hiperparatiroidisme, yaitu meningkatkan kadar hormon paratiroid yang disebabkan
oleh tumor salah satu kelenjar paratiroid. Peningkatan kadar PTH menyebabkan resorpsi
berlebihan dari matriks tulang, meningkatkan kadar ion kalsium dan fosfat dalam darah
dan menyebabkan tulang menjadi lunak dan mudah patah. Tingkat kalsium darah yang
tinggi mendorong pembentukan batu ginjal.
4. Kelainan Kelenjar Adrenal
a. Sindrom Cushing, disebabkan oleh hipersekresi kortisol oleh korteks adrenal.
Penyebabnya yakni tumor kelenjar adrenal atau tumor di tempat lain yang
mengeluarkan hormon adrenokortikotropik (ACTH), sehingga merangsang sekresi
kortisol. Sindrom ini ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan glukosuria. Sebagian
dari glukosa ekstra ini mengendap sebagai lemak tubuh pada bagian tubuh tertentu.
distribusi abnormal lemak mengakibatkan lengan dan kaki kurus, disertai “wajah
bulan”, “punuk kerbau” di punggung dan perut yang terjumbai. Orang yang mengalami
kelainan ini, kulit wajahnya memerah, kulit yang menutupi perut mengalami stretch
mark, mudah memar dan penyembuhan lukanya lambat. Peningkatan kadar kortisol
dapat menyebabkan hiperglikemia, osteoporosis, kelemahan otot, hipertensi,
peningkatan kerentanan terhadap infeksi, penurunan resistensi terhadap stress dan
perubahan suasana hati.
b. Penyakit Addison’s (Insufisiensi Adrenokortikal Kronis), karena kurangnya sekresi dari
kelenjar adrenal. Penyakit ini disebabkan gangguan autoimun dimana antibodi
menyebabkan kerusakan korteks adrenal atau memblokir pengikatan ACTH ke
reseptornya. Gejalanya termasuk kelesuan mental, anoreksia, mual dan muntah,
penurunan berat badan, hipoglikemia, dan kelemahan otot. Gejala yang berkaitan
dengan defisiensi aldosteron yakni pengurangan natrium dan kelebihan kalium pada
darah, sehingga dapat mengganggu denyut jantung dan mengakibatkan tekanan darah
rendah. Gejala defisiensi kortisol yakni kurangnya respons terhadap stress, dan
hipoglikemia.
c. Pheochromocytomas, karena adanya tumor pada sel kromafin di medula adrenal. Hal ini
disebabkan adanya hipersekresi dari epinefrin dan norepinefrin. Gejala yang dialami
yakni detak jantung cepat, tekanan darah tinggi, kadar glukosa dalam darah dan urin
tinggi, peningkatan laju metabolisme basal, wajah memerah, gugup, berkeringat dan
66