Page 65 - Dalam Bingkai Kesabaran
P. 65
Guru Wiyata Bakti
A
ku memutuskan untuk tidak menerima kesempatan
transfer ke S1. Ada kabar bahwa ikatan dinas untuk
program Diploma ditiadakan. Antara rasa kecewa
dan tidak, aku berusaha menerima pengumuman dari
kampus. Mulailah aku menulis lamaran kerja ke sekolah-
sekolah swasta. Maklum aku belum punya pengalaman
mengajar. Yang ku punya hanyalah semangat dan ijazah yang
masih brand-new ku terima.
Sekolah pertama yang kudatangi adalah SMP dimana aku
menjadi alumni. Aku coba-coba berkunjung ke sana dan
bertemu kepala sekolah. Sayangnya pada waktu itu sekolah
belum membutuhkan guru bahasa Inggris. Aku diminta
meninggalkan alamat, agar nanti bisa dihubungi jika
dibutuhkan. Aku sangat ingin mengabdi di SMP tempatku
belajar. Banyak ilmu yang ku terima di sini. Terutama ilmu
agama. Agama yang menjadikanku bisa hidup lebih terarah.
Tidak bisa kubayangkan apa jadinya aku, jika Allah tidak
menuntunku. Aku bisa jadi salah pergaulan.
Kemarin aku bertemu dengan teman sepermainanku
yang juga tetanggaku. Dia sudah menikah karena
‘kecelakaan.’ Dia tidak sempat menyelesaikan SMA nya
karena hamil. Na’udzubillah...aku mendengar kabar itu
menjadi sedih. Dulu kami sering bermain bersama. Kami
sama-sama punya kakak laki-laki. Diantara anak-anak yang
bermain di kampung, ya kami berdua yang sering main
Dalam Bingkai Kesabaran | 59