Page 8 - Dalam Bingkai Kesabaran
P. 8
pernah memaksa kami untuk shalat atau pun ke gereja.
KTP bapak dan ibuku tertulis beragama Islam. Jadi, aku pun
kalalu ditanya beragama Islam. Sedangkan kakakku yang
nomor 2 beragama kristen. Kakek dan nenek dari keluarga
bapak beragama Kristen. Kadang aku diajak menemani kakek
atau nenekku ke gereja. Aku tidak punya pikiran apa-apa
waktu itu. Aku bahkan pernah menemani nenekku yang hadir
di rumah tetangga untuk merayakan natalan.
Keunikannku ini menjadi perhatian guru agamaku di SD.
Bu Zubaida juga mengajar kelas kakakku. Ketika jam
pelajaran agama Islam, kakakku keluar mengikuti pelajaran
agama Kristen di ruang lain.
Pada suatu hari ibu Zubaida menanyaiku, “Kamu adiknya
Sartono?” Aku menganggguk. “Adik kandung?” Bu Zubaida
bertanya lagi.
“Iya, Bu.” Jawabku. Pada waktu itu aku berpikir bu
Zubaida ragu kalau kami bersaudara karena kakakku memang
kulitnya lebih putih dari pada aku. Aku jadi ingat kalau aku
juga punya kakak satu lagi di kelas empat. Kakakku yang
kelas empat ini lebih mirip denganku warna kulitnya. “ Kakak
saya yang bersekolah di sini ada dua, Bu. Yang satu namanya
Haryono, di kelas 4.” Bu Zubaida tersenyum. Sejak itu aku
merasa bu Zubaida sering memperhatikan aku.
Aku paling suka pelajaran agama ketika bu Zubaida
bercerita. Aku tidak akan pernah lupa cerita beliau tentang
Alqomah. Seorang anak yang sulit menjalani sakaratul maut
karena durhaka kepada ibunya. Alqomah pernah menyakiti
hati ibunya. Rasulullah sudah memanggil ibu Alqomah agar
mau memaafkan kesalahan putranya, tapi ibu itu tetap
2 | Harini