Page 9 - Dalam Bingkai Kesabaran
P. 9

bersikeras  tidak mau mema’afkan. Akhirnya rasulullah
             menyuruh orang-orang mengumpulkan kayu bakar. Alqomah
             akan dibakar agar terbebas dari sakit  di saat menjalani
             sakaratul  maut. Ketika  rasulullah sudah siap  dengan kayu
             bakarnya, ibu Alqomah menghampiri dan memohon kepada
             beliau agar tidak membakar putranya. Setelah ibunya
             mema’afkan Alqomah, Alqomah bisa melewati sakaratul
             maut  dan meninggal dengan tenang.  Alqomah  sebenarnya
             anak yang rajin  beribadah tapi  karena dia durhaka  kepada
             ibunya, maka dia dipersulit menjalani sakaratul maut.
                 Cerita itu masih tertanam dalam hatiku. Aku sangat
             menyayangi ibuku. Aku tidak ingin mengalami hal yang sama
             seperti Alqomah.
                 Suatu hari menjelang peringatan hari maulud nabi,
             sekolahku akan ikut  perlombaan. Ada beberapa jenis
             kegiatan yang akan diperlombakan, antar lain: hafalan surat
             pendek dan terjemahannya, lomba kultum, lomba adzan dan

             lomba shalat. Aku terkejut ketika  bu Zubaida  memanggilku
             dan menyuruhku mewakili sekolah ikut lomba hafalan surat.
                 “Maaf bu, tapi saya tidak pintar mengaji. Ibu  kan tahu
             kalau saya...” aku  belum sempat  meneruskan kata-kata,  bu
             Zubaida sudah menyahut,”  Kamu pasti bisa. Kamu  kan
             tinggal menghafalkan.”
                 “Suratnya  apa, bu?” tanyaku ragu. Aku tidak ingin
             membuat bu Zubaida  kecewa.  Aku merasa beliau sudah
             menyayangiku.
                  “Surat Attin dan satunya bebas sebagai surat  pilihan.”
             Bu Zubaida menatapku dengan lembut dan tersenyum.





                                               Dalam Bingkai Kesabaran | 3
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14