Page 249 - Anatomi-dan-Fisiologi-Manusia-Komprehensif
P. 249
Anatomi Fisiologi Manusia
4. Karakteristik Urin
a. Komposisi.
Urin terdiri dari 95% air dan mangandung zat terlarut berikut:
1. Zat buangan nitrogen meliputi urea dari deaminasi protein, asam urat dari
katabolisme asam nukleat, dan kreatinin dari proses penguraian keratin fosfat
dalam jaringan otot.
2. Asam hipurat adalah produk sampingan pencernaan sayuran dan buah.
3. Badan keton yang dihasilkan dalam metabolism lemak adalah konstituen normal
dalam jumlah kecil.
4. Elektrolit meliputi io9n natrium, klor, kalium, ammonium, sulfat, fosfat, kalsium,
dan magnesium.
5. Hormon atau katabolit hormon ada secara normal dalam urin.
6. Berbai jenis toksin atau zat kimia asing, pigmen, vitamin, atau enzim secara
normal ditemukan dalam jumlah kecil.
7. Konstituen abnormal meliputi albumin, glukosa, sel darah merah, sejumlah
besar badan keton, zat kapur (terbentuk saat zat mengeras dalam tubulus di
keluarkan), dan batu ginjal atau kalkuli.
b. Sifat fisik
1. Warna. Urin encer berwarna kuning pucat, dan kuning pekat jika kental. Urin
segar biasanya jerni dan menjadi keru jika did diamkan.
2. Bau. Urin memiliki bau yang khas dan cenderung berbau ammonia jika di
diamkan. Bau ini dapat berfariasi sesuai dengan; misalnya setelah makan
asparagus. Pada diabetes yang tidak terkontrol, aseton menghasilkan bau manis
pada urin.
3. Asiditas atau alkalitas. pH urin bervariasi antara 4,8 sampai 7,5 dan biasanya
sekitar 6,0, tetapi juga bergantung pada diet. Ingesti makanan yang berprotein
tinggiakan meningkatkan asiditas, sementara diet sayuran meningkatkan
alkalitas.
4. Berat jenis urin berkisar antara 1,001 sampai 1,035 bergantung pada konsentrasi
urin.
5. Ureter, Kandung Kemih, dan Uretra
a. Ureter
adalah perpanjangan tubula berpasangan dan berotot dari pelvis ginjal yang
merentang sampai kandung kemih.
1. Setiap ureter panjangnya antara 25 cm sampai 30cm dan berdiameter 4 mm sampai 6
mm. saluran ini menyempit di tiga tempat: di titik asal ureter pada pelvis ginjal, di titik
saat melewati pinggiran pelvis, dan di titik pertemuannya dengan kandung kemih. Batu
243