Page 10 - Sinar Tani Edisi 4069
P. 10
10 Edisi 8 - 14 Januari 2025 | No. 4069 Tahun LV AG R I P ROFIL
Mutiara Panjaitan
Paradigma Berpikir
Selamatkan
Industri Sawit
Bergelut dengan dunia sawit sebenarnya
bukan mimpinya. Namun ketertarikan dengan
sawit muncul ketika melihat sawit yang
mempunyai potensi besar justru petaninya kerap
menghadapi masalah besar. Sebagai mahasiswa
hukum, Mutiara Panjaitan akhirnya tergerak
hatinya memberikan paradigma berpikir holistik
untuk menyelamatkan industri sawit.
L ebih tenaga cantik untuk Dr. Akhmad Budi Cahyono, S.H.,
setahun
dari
M.H, Dr. Ir. Gulat Medali Emas
ini
perempuan
Manurung, MP., C.APO., C.IMA dan
menguras waktu, pikiran
dan
Dr. Febby Mutiara Nelson, S.H., M.H.
kemudian
menemukan
LL.M yang akan menjadi ketua
dan menyodorkan sebuah
konsep yakni pembentukan Badan Dr. Parulian Paidi Aritonang, S.H.,
sidang.
Otoritas Sawit Indonesia (BOSI) kementerian yang sudah dipisah Sebenarnya kata Muti, tahun
dalam disertasinya. BOSI, meski Ragam Persoalan dengan nama yang baru. Dengan 2010 pemerintah telah berupaya
nama itu sangat singkat, cuma Sebagai seorang yang lahir di demikian akan ada penambahan menghadirkan sederet kebijakan
empat huruf, tapi di dalamnya provinsi yang menjadi sentra sawit, jumlah kementerian yang akan untuk menyelesaikan semua
terhampar rangkaian skema Mutiara melihat, pelaku usaha mengurusi sektor sawit. persoalan yang ada tadi supaya
besar yang berpotensi besar pula, sawit, terutama petani menghadapi “Irisan lainnya adalah, adanya paduserasi. Bahkan sejumlah
menyelamatkan industri kelapa ragam persoalan, baik di hulu diskriminasi yang kemudian peraturan presiden turut mewarnai
sawit nasional. maupun di hilir. “Namun demikian, berlindung pada sustainability kebijakan itu. Sayangnya, hadirnya
Industri sawit menurutnya, ada irisan persoalan diantaranya product,” ungkap perempuan yang Undang-Undang Cipta Kerja
membutuhkan suatu kebijakan yang saling terhubung,” kata karib dipanggil Muti ini. Karena itu, (UUCK) yang diharapkan bisa
baru, yang mampu melihat serta Mutiara menengok persoalan yang menurutnya, jika tiga irisan ini tidak menyelamatkan investasi justru
menyelesaikan tantangan dan ada itu, yang kemudian diuraikan segera dituntaskan, khususnya persoalan masih tetap saja ruwet,
hambatan pelaku usaha sawit dalam disertasinya. persoalan legalitas lahan, maka cenderung stagnan.
secara holistik melalui sinergitas Paradigma berpikir holistik pada akan membuat produksi turun. “UUCK nya punya semangat
aktor-aktor penting dalam industri industri kelapa sawit menurutnya, Dampaknya akan seperti karambol, penyelesaian masalah, tapi tidak
sawit melalui pembentukan BOSI. menjadi suatu keniscayaan devisa akan turun, kemudian turun pada peraturan turunannya.
Konsep tersebut ia sodorkan ditengah-tengah gempuran pungutan ekspor turun, dan Makanya saya tertarik melakukan
ke promotornya, Prof. Dr. Agus kewajiban pemenuhan prinsip dan program biodiesel juga terancam. penelitian terkait hal tersebut,”
Sardjono, S.H., M.H. kriteria keberlanjutan. Paradigma “Lalu bila diskriminasi terus ujarnya. Karena itu, tak berlebihan
“Badan Otoritas Sawit berfikir ini harus diberlakukan terbiarkan, akan menjadi bila Mutiara punya harapan
Indonesia (BOSI), ini menurut terhadap pembentukan kebijakan penghambat ekspor. Dampaknya, besar kepada Presiden Prabowo
saya sangat bisa untuk mengurai di Indonesia, yang saat ini sifatnya akan terjadi over suplay, harga untuk segera melirik membentuk
segala persoalan industri kelapa masih sangat sektoral. fluktuatif dan harga TBS lembaga BOSI ini. Sebab, apapun
sawit yang ada sekarang,” kata Mutiara kemudian (tandan buah segar) dipastikan ceritanya, sawit telah menjadi ikon
perempuan kelahiran Pematang menggambarkan bahwa ada terjerembab,” ucap Mutiara. negara sejak lebih dari satu dekade
Siantar, Sumatera Utara (Sumut) dua pelaku usaha di hulu yakni Menengok semua kenyataan terakhir.
ini sambil memandangi sang perusahaan sawit dan petani itulah, Mutiara menyodorkan apa Terbukti, sawit tak hanya
Profesor. Bahkan yang dipandangi sawit yang persoalannya beririsan yang disebut BOSI. Lembaga ini menghidupi lebih dari 20 juta
masih nampak serius, memelototi dengan dua jenis usaha di hilir akan menjadi satu-satunya yang keluarga masyarakat Indonesia
isi disertasi yang berjudul; Aspek yaitu, perusahaan biofuel dan mengurusi sawit, mulai dari hulu dan pada tahun 2023 industri sawit
Hukum Investasi Kelapa Sawit: oleokimia. Irisan persoalan yang sampai hilir. berkontribusi ke APBN sebesar
Tantangan dan Optimalisasinya. saling terhubung tersebut adalah BOSI nantinya akan bersinergi Rp 88,7 triliun dengan rincian
Setidaknya ada delapan orang ketidakpastian legalitas lahan, langsung dengan swasta dan pajak sebesar Rp50,2 triliun, PNBP
profesor dan doktor yang akan disharmoni kebijakan antar asosiasi kelapa sawit yang ada. BOSI sebesar Rp32,4 triliun, dan Bea
menguji BOSI yang disodorkan kementerian dan lembaga yang juga akan menerapkan mekanisme Keluar sebesar Rp6,1 triliun.
putri dari pasangan (alm) Batara ada, serta kebijakan internasional. akuntabilitas dan transparansi Angka ini belum termasuk peran
Manuasa Panjaitan dan Rukia Tiga irisan persoalan tadi, ada serta standar kredibilitas yang sawit menghemat devisa impor
Napitupulu itu. Mulai dari Prof. 3,3 juta hektar kebun kelapa sawit tinggi. Namun dirinya memberikan hingga di angka lebih dari sekitar
Dr. Agus Sardjono, S.H., M.H yang yang terindikasi masuk dalam catatan, lembaga ini baru akan bisa Rp100 triliun dan menurunkan
merangkap promotor, Dr. Harsanto kawasan hutan. Lalu ada pula 32 berjalan kalau mendapat dukungan emisi karbon hingga 32 juta ton
Nursadi, S.H., M.Si (kopromotor), kementerian dan kelembagaan langsung dari Presiden Prabowo. per tahun. “Jadi diharapkan BOSI
Prof. Dr. Yetty Komalasari Dewi, S.H., yang turut campur dengan “Saya berharap BOSI akan berada menjadi sebuah jalan mengatasi
MLI, Prof. Dr. Ir. Budi Mulyanto, Msc, sawit. Saling menonjolkan ego. langsung di bawah Presiden,” kata problematikan perkelapa sawitan di
Dr. Sadino, S.H., M.H. Kemudian, Kementerian ini belum termasuk Mutiara. Indonesia,” kata Mutiara. Indri/Yul