Page 9 - Buletin ULBKP UNY 2023
P. 9
Phubbing Merusak Kualitas
Relasi Kita: Kok Bisa?
Prof. Dra. Yulia Ayriza, M.Si. Ph.D.
Kecerdasan spiritual paling tidak memiliki 12 prinsip, di antaranya: kesadaran diri, spontanitas, visi Smartphone memegang peran penting dalam arus kehidupan manusia, bahkan ketika orang baru
dan nilai, keutuhan, kasih sayang, merayakan keragaman, ketidaktergantungan, rendah hati, bertanya
bangun tidur, smartphone menjadi benda pertama yang dicari. Pada umumnya orang memainkan
“mengapa?”, kemampuan “reframe”, sikap positif vs masalah, dan dorongan berkarya. Hidup dengan
ponsel di manapun ia pergi, dari pagi hingga malam, membawanya kemana-mana, mulai dari kamar,
berkesadaran adalah ketika memiliki dan menemukan makna dalam setiap hal yang dilakukan. Tidur ruang keluarga, meja makan, sekolah, bahkan beberapa ada yang membawanya sampai ke toilet. Tidak
tidak sekadar tidur, melainkan agar aktivitas di hari berikutnya menjadi optimal. Makan tidak sekadar
jarang saking lengketnya orang dengan smartphone yang dimiliki, terkadang ia tetap saja memainkan
makan, melainkan agar ibadah lancar. Kerja tidak sekadar kerja, melainkan bertujuan memaksimalkan
ponsel meski dalam momen-momen ketika ia seharusnya sedang bercengkrama dengan keluarga,
potensi diri yang dititip-Nya. Kemudian, prinsip keutuhan, adalah ketika melakukan sesuatu tidak hanya teman, dan sahabatnya. Fenomena mengabaikan lawan bicara karena keasyikan bermain smartphone
melihat kepentingan diri sendiri, memutuskan sesuatu dengan mempertimbangkan yang lain (orang lain)
ini dapat dikenal dengan istilah phubbing.
dan Yang Lain (Tuhan). Ketika diri mampu melihat lebih luas dan utuh, maka akan mampu menerima dan
Phubbing diambil dari kata phone (ponsel) dan snubbing (menghina). Dari penjelasan tersebut,
merayakan keragaman. diketahui bahwa phubbing dapat diartikan sebagai kebiasaan menghina orang lain dengan cara
Prinsip lainnya yaitu ketidaktergantungan pada yang lainnya. Namun, hakikat manusia saling
mengabaikan kehadirannya dikarenakan kita terlena dan tenggelam dalam ponsel sendiri. Perilaku
membutuhkan dan membantu dengan sesama tidak sejalan dengan ketergantungan. Satu-satunya
phubbing menunjukkan bahwa orang tidak menghargai maupun menghormati lawan bicaranya. Hal
ketergantungan yang dibolehkan hanyalah kepada-Nya. Selanjutnya prinsip rendah hati, individu yang inilah yang kemudian membuat istilah phubbing sampai menyematkan kata ‘snubbing’ sebagai teguran
rendah hati —bukan rendah diri (minder, insecure) dengan sadar mengetahui bahwa dirinya memiliki
keras untuk tidak melakukan perilaku ini. Dengan melakukan phubbing, seseorang tidak hanya akan
kelemahan, sehingga membutuhkan orang lain untuk mengisi kelemahannya. Berikutnya, individu yang
menyakiti hati lawan bicaranya, tetapi juga membuat kualitas relasi yang terjalin merenggang bahkan
cerdas spiritual mampu membingkai ulang (reframe) tiap kejadian, terutama yang tidak mengenakkan. rusak.
Misalnya, putus cinta yang membuat putus asa mampu dibingkai ulang atau diberi makna baru dengan
Ada sebuah eksperimen unik yang dilakukan oleh Chotpitayasunondh dan Douglas (2018) dari
memandangnya sebagai momentum membenahi diri dan berkembang. Melihat ‘masalah’ sebagai
Universitas Kent. Mereka meminta partisipan untuk menonton sebuah video animasi, yang seolah-olah
jembatan untuk berkembang. Kemudian, memiliki dorongan untuk berkarya; merenungi apa yang bisa menempatkan partisipan sebagai korban dari phubbing lawan bicara mereka. Hasil penelitian ini
diberikan untuk orang dan sesuatu lain di luar dirinya. Serta, sering-seringlah bertanya “mengapa” agar
menunjukkan bahwa menjadi korban perilaku phubbing rupanya memunculkan perasaan-perasaan
banyak menemukan makna.
yang tidak menyenangkan. Korban dari perilaku phubbing melaporkan semakin menurunnya kualitas
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mampu menghidupkan kecerdasan spiritual adalah komunikasi dan kepuasan hubungan yang sedang dijalani. Hal tersebut tidak mengherankan karena
dengan memiliki kesadaran here and now, punya niat dan tekad kuat untuk mengubah diri menjadi lebih
pada dasarnya perilaku phubbing sendiri memang dapat merusak mood, menaikkan afek negatif dan
baik. Namun, untuk berubah, diri perlu berendah hati melihat kekurangan, menerimanya, lalu barulah
menurunkan afek positif. Banyak pula penelitian lain yang juga menyorot dampak negatif dari perilaku
bersedia berupaya menggantinya dengan yang baik. Tentu saja, dalam perjalanannya, halangan dan phubbing, mulai dari perasaan isolasi sosial hingga potensi konflik dan keretakan dalam hubungan.
tantangan merupakan keniscayaan. Entahlah bertemu kemalasan, tidak punya lingkungan yang memberi
Kondisi yang tidak segera diperbaiki ini, tidak hanya akan membawa dampak buruk bagi yang
dukungan, dll. Bersiaplah dengan itu, dengan tetap berpegang pada ilmu. Setelahnya, pelajarilah
melakukan, tetapi juga bagi relasi yang sudah susah-payah dibangun.
berbagai kemungkinan jalan untuk meningkatkan diri dan pilihlah satu dengan komitmen —meskipun
orang lain ada di jalan berbeda.
Sebagai penutup, ada sebuah kritik dan pengingat lain versi Martin Luther King, “Kekuatan ilmiah
telah melampaui kekuatan spiritual manusia. Manusia mampu membuat peluru kendali, tetapi tidak
mampu mengendalikan diri.” Banyak hal dalam hidup menjadi masalah adalah karena manusia kesulitan
mengendalikan diri. Merangkai roket untuk mencelakai diri, membuat peluru justru untuk
menumbangkan diri sendiri. Selamat merenung dan berjalan menuju kebijaksanaan. Semangat
memasukkan spirit ke dalam tiap hal yang dilakukan (ritual). Kuasai kecerdasan spiritual, agar menuju
sehat mental!
@ulbkuny @ulbkuny