Page 27 - Edelweis Bayan_Neat
P. 27

bangga atas hukumannya malah tersenyum pada algojo, askar, dan para hadirin yang menyaksikan
            pedihnya penyaliban.
             6.    Menjelekkan Musyabbah )هبشملا حيبقت(

                    “Sepasang suami istri yang baru saja menikah memulai harinya dengan indah. Sang suami
            membantu istri menyapu dan mengepel beranda. Tak kalah, sang istri pun mengocek Kopi Taraju dan
            memindahkan Ubi Cilembu yang wangi manis gula merah ke piring baru. Piring hadiah pernikahan
            dari teman mereka berdua.

                    Selesai dari pekerjaan masing-masing, mereka duduk di kursi beranda. Mereka ngopi sambil
            menikmati ubi dan udara pagi yang segar di kaki Gunung Gede. Seketika ada suara ledakan yang la�
            ma-lama mengempis di antara mereka berdua. Mereka saling tatap, tak lama yang kentut pun tertawa.
                    “Sayang, wajahmu boleh seindah lailatul qadar, tapi kentutmu seperti rafflesia arnoldi, ledaknya
            seperti bom hiroshima, menipis hingga tak terdengar seperti bisikan setan yang terkutuk”
                    Ada satu contoh yang mirip dalam hal menjelek-jelekkan istrinya oleh seorang Badui, ia ber�
            syi’ir:

                                حتفي رانل� نم اباب هتمّهوت # هتيأ�ر ول امف – تْناك لا – حتقُتو
             “Seandainya kamu melihatnya kala ia membuka mulutnya, semoga tidak. Niscaya kamu akan mengi�
                                      ra mulut itu pintu neraka yang sedang dibuka.”

                    Pada kedua contoh di atas menjelaskan bagaimana tasybih dijadikan sebagai alat untuk men�
            jelek-jelekkan musyabbah. Terlepas dari konteks itu adalah suatu candaan atau bukan

             7.     Memusatkan Perhatian Pada Musyabbah Bih )هب هبشملاب مامتهلاا(

                    “Ku pacu kuda besiku, lewati pantai, pegunungan, dan kelokan curam jalur Cilacap. Sore hari
            itu, Aku kejar matahari yang terbenam di barat. Aku lari dari kejaran malam dari arah timur. Begitu si�
            lau, begitu mengasyikkan, hingga sampai pada suatu tempat dimana kelelawar menyambutku. Burung
            hantu datang, mengganti tugas kenari dan gereja. Lalu kulihat sosok putih berambut hitam seperti
            kuntilanak. Aku kaget, tapi tetap berusaha untuk berpikir positif. “Mungkin hanya bayangan saja”,
            pikirku. Akhirnya aku dekati ia, beranikan diri sambil mata sudah begitu mengantuk. Semakin dekat,
            semakin mirip dengan kuntilanak. Tapi ternyata, hanya sebuah bendera partai yang menempel pada
            tiang listrik berwarna hitam.”

             Contoh di atas menunjukkan bagaimana tasybih menjadikan musyabbah bih sebagai objek sorotan
            daripada musyabbah. Ketika musyabbah bih merupakan sesuatu yang mencolok dengan di dukung
            oleh konteks yang mengarahkan perhatian pada musyabbah bih tentu tasybih menjadi memiliki tujuan
            ini. Dalam ilmu balaghah terkenal contoh berkaitan dengan tujuan ini tentang seseorang yang lapar
            mengucapkan:

                                                                                         9 فيغرلاك كهجو


            9       عيدبل�و نايبل�و يناعَمل� يف ةيفاصل� ةغلابل



                                                                  Buku Ajar Edelweis Bayan          25
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32