Page 26 - Edelweis Bayan_Neat
P. 26

ةفصل� هذه ر�دقُم نيبي هيبشتل� ناكو ،ةيلامجإ� ةفرعَم هيبشتل� لبقَ ةفصل� فورعَم هبشمل� ناك �ذإ� كلذو

          4.     Menegaskan keadaan Musyabbah pada Hati Pendengar )عماسلا سفن يف هبشملا لاح ريرقت(
          “Bagaimana jin yang diciptakan dari api bisa dibakar oleh api neraka? Bisa, halnya kita yang diciptakan
          dari tanah ditampar oleh orang lain yang terbuat dari tanah juga.”

                 Contoh di atas merupakan gambaran bagaimana siksa neraka yang masih abstrak dalam benak
          Kita dapat dijelaskan melalaui tasybih. Musyabbah bih berupa penggambaran konkret dari musyabbah
          yang masih abstrak dalam benak memiliki fungsi memberi keyakinan. Banyak sekali ayat dalam al-
          Qur’an yang menunjukkan kuasa Allah melalui perumpamaan agar bisa menetap pada hati pendengar.
          Diantaranya ialah:

                                                 ِ
                                                                                  ِ
                                                                                          ِ
                                                                          ِ
          ﴾ ُ نوُكيَف  نُك   ُ هَل   َ لاَقَ  مُث   ٍ ب�رُت  نم   ُ هَقَُل َ خ     َ م َ دآ�  ِ لَثمَك  هََ �لا  َ دنع  ىسيع  لَثم   َ نِإ�﴿
                                   َ
                                                                     َ
                                                                                              َ َ
                َ
                                                           ۖ
                                                                                     ٰ َ
                                           َ
                                                                                       )59 :ن�رمع لآ�(
          Karena itu, tujuan ini dijelaskan dalam balaghatul wadhihah:
                                        لاثملاب حَاضي إ لا�و ،تْيبثتل� ىلإ� جاتحي هبشمل� ىلإ� دنسأ� ام ناك �ذإ�.
          5.     Memperindah Musyabbah ) تزيين المشبه(
                 Suatu hari, Ibnu Sina kecil kesulitan mengingat ilmu yang sudah ia hafal. Ia pun merasa ke�
          sal dan mengadu kepada kakeknya, “Kenapa aku malah lupa hafalanku? Padahal aku sudah begitu
          menjaga diriku dari dosa seperti nasihat Imam Waqi’ pada Imam Syafi’i?” Kakeknya balik bertanya,
          “pernahkah kamu terjatuh?” Ibnu Sina menjawab, “Tentu saja Aku pernah. Sakit sekali rasanya kek”.
          Kakeknya kembali bertanya, “ingatkah bagaimana kamu berulang kali menangis karena terjatuh untuk
          belajar berjalan saat kecil?” Ibnu Sina menjawab, “tidak duhai kakek”. “Seperti itulah indahnya lupa,
          dengan lupa seseorang bisa melupakan kegagalan lalu melanjutkan kehidupan. Orang yang patah hati
          tak jadi bunuh diri lalu melanjutkan hidupnya. Kamu yang lupa hafalan bisa menghargai apa yang su�
          dah kau hafal.” 8
                 Pada contoh di atas, lupa yang terkesan buruk dalam hafalan disepertikan dengan lupa pada
          rasa sakit dan kegagalan. Keduanya memiliki arti sama-sama melupakan sesuatu yang pernah dirasa
          dan diingat tapi kemudian maknanya berubah dari buruk, menjadi baik bahkan indah. Perumpamaan
          seperti di atas juga terdapat dalam syi’ir Abu Hasan al-Anshari tentang seseorang yang disalib berikut:

                                                     تابهلاب مهيلإ� امهدمك # ءافتح� مهوحن كيدي تددم
          “Kau bentangkan dua tanganmu sebagai penghormatan, seperti uluran kedua tanganmu pada mereka
          saat memberikan banyak hadiah”
                 Kengerian  paku-paku  yang  tertancap  pada  tubuh  dan  papan  salib  sehingga  kedua  tangan
          terbentang  tergantikan  oleh  tasybih.  Pada  satar  pertama  juga  disebutkan  bahwa  bentangan  itu
          merupakan  representasi  penghormatan.  Pada  satar  kedua  digambarkan  seakan  sosok  yang  disalib
          tengah membagikan hadiah pada para hadirin. Bisa dibayangkan bahwa yang disalib justru dengan
          8      Dikutip dari film Kucuk Dahi: Ibn Sina



             24      Buku Ajar Edelweis Bayan
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31