Page 33 - Edelweis Bayan_Neat
P. 33

Bunga kedua berarti bunga sebagaimana makna asalnya yakni tanaman berbunga. Bunga jika diartikan
            sebagaimana makna asal yang terdapat pada kamus maka disebut sebagai makna denotatif. Sedangkan
            jika maknanya bergeser pada makna lain sebagaimana pada bunga pertama maka ia bermakna kono�
            tatif.

                    2. Aku memang bukan tunawisma yang tak punya rumah. Aku lebih cocok disebut tuna asma�
            ra yang tak punya rumah hati.

                    Pada contoh berikutnya, rumah pertama diartikan sebagai tempat tinggal bagi manusia yang
            melindungi dari panas dan dingin. Sedangkan rumah kedua bermakna kekasih yang menjadi tempat
            pulangnya hati ketika merasakan gundah gulana. Kedua makna denotatif dan konotatif ini jika meng�
            gunakan istilah balaghah ialah hakikat dan majaz.  Mari langsung Kita terapkan dalam salah satu sya’ir
                                                         1
            yang masyhur:

                                  يسفن نم يلإ� بحأ� سفن # سمشل� نم ينللظت تْماقَ
                                            ّ
                                  سمشل� نم ينللظت سمش # بجع نمو ينللظت تْماقَ
                    “Telah berdiri melindungiku dari panas matahari, sesosok yang lebih kucintai daripada diriku
            sendiri. Ia berdiri melindungiku dan anenhnya, matahari telah melindungiku dari matahari.”

                    Lafadz سمش pada sya’ir di atas, pada syathar terakhir, itu bukan dua kata arti yang sama.
                                                                                                 .
            Lafadz سمش kedua memang berarti matahari sebagaimana mestinya atau makna hakikat  Sedang-
            kan سمش pertama berarti “Si matahari” alias seseorang yang dipersamakan dengan matahari karena
            memiliki sifat yang sama dengan matahari, makna majazi.
             Definisi daripada hakikat dan majaz sendiri agar lebih jelas ialah sebagai berikut:

                                       هل عضو اميف لمعَتسمل� ظفلل� وه ةقُيقُحل�.
                            “Hakikat adalah lafadz yang digunakan sesuai dengan makna aslinya.

                            أ
                       يلصلا� ىنعَمل� ةد�ر إ لا ةعَنام ةنيرقَو ةقَلاعَل هل عضو ام ريغ يف لمعَتسمل� ظفلل� وه زاجمل�.
             “ Majaz ialah lafadz yang digunakan bukan pada makna aslinya (alias untuk makna lain/cabang), kare�
            na adanya hubungan dan indikasi yang mencegahnya dari menghendaki makna aslinya.”

                    Jika disederhanakan, maka setiap lafadz pasti memiliki makna asal alias bermakna denotasi,
            hakikat, atau makna aslinya. Sedangkan, jika lafadz tersebut berupa majazi maka maknanya bergeser
            pada makna lain alias konotatif, majaz, atau makna cabang. Jika ia sudah menjadi lafadz majaz, maka
            perlu diperhatikan istilah-istilah berikut:

                       1.  يلصلا� ىنعَمل�: Makna asal (makna denotasi),yakni makna yang tidak dimaksud. 2
                                أ


            1        Sebenarnya istilah konotatif dan denotatif dalam bahasa Indonesia lebih dari sekedar makna asal
            dan makna kontekstual. Silakan lebih lanjut baca buku Diksi dan Gaya Bahasa oleh Gorys Keraf. Namun agar
            lebih mudah, mari Kita anggap sama.
            2        Makna asli tidak dimaksud bagi lafadz majazi, tapi dimaksud bagi kalimat hakiki.



                                                                  Buku Ajar Edelweis Bayan          31
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38