Page 76 - Edelweis Bayan_Neat
P. 76
“Menyandarkan fi’il atau yang semaknanya pada yang tidak semestinya, karena adanya ‘alaqah
beserta qarinah yang mencegah dari dikehendakinya makna isnad hakiki”
Selain qarinah, dari definisi di atas ada tambahan istilah bahwa macam-macam majaz ‘aqli ter�
dahulu yang enam, biasa disebut ‘alaqaat. Karena ada keterkaitan berupa lafadz yang disebutkan tapi
yang dikehendaki adalah sesuatu yang lain . Misal:
19
أ
أ
ريملا� ببسب )ودعَل�( دنجل� نطول� دونج مزه :هليوأات .دنجل� ريملا� مزه
Pada contoh di atas, ‘alaqahnya ialah sababiyyah. Karena yang disebutkan sebagai musnad
ilaih ialah sabab: “pemimpin”, sedang yang dikehendaki ialah fa’il hakiki yakni tentara tanah air. Ingat,
‘alaqah pada majaz ‘aqli tidak seperti pada majaz mursal. Pada majaz mursal ‘alaqat selalu antara satu
ujung ke ujung yang lain seperti: sebab-musabbab, juz’i-kulli, dst. Sedangkan pada majaz ‘aqli selalu
antara musnad ilaih yang menyimpang yakni salah satu macam yang disebutkan, kemudian yang di�
maksudnya ialah fa’il hakiki yang mesti dicari oleh akal sesuai dengan konteksnya.
Adapun terkait dengan qarinah, pada majaz ‘aqli pembagiannya agak berbeda dengan pembagian
qarinah terdahulu. Kebalikan qarinah lafdziyyah kali ini bukanlah haaliyyah, tetapi maknawiyyah. Dari
maknawiyyah baru terbagi menjadi ‘aqliyyah, ‘adiyyah, dan haaliyyah. Jika dibuat bagan maka akan
seperti berikut:
Untuk pembahasan secara lengkapnya, silakan buka halaman 21 diktat.
19 رخآ� ءيش ةد�رإ�و ءيشل� قلاطإ�
74 Buku Ajar Edelweis Bayan