Page 80 - Edelweis Bayan_Neat
P. 80

2.     “Kelopak matanya hitam, mulutnya bau, meskipun ia sudah bersusah payah merawat wajah
          dan mulutnya. Semua itu karena kesungguhannya dalam belajar dan tirakat. Ia ingat pada nasihat sunda
          kalau santri itu harus: “kuru cileuh, kentel peujit” 1

                 Pada kedua contoh di atas, ada sejumlah kalimat bergaris bawah yang jika diuraikan maka mak�
          na yang dimaksudnya (konotatifnya) ialah sebagai berikut:
                 1).  Pada contoh pertama seluruhnya menunjukkan kebosanan.

                 2).  Pada contoh kedua berarti sedikit tidur dan rajin berpuasa.
                 Makna hakikat dari kalimat (denotatif), maupun makna yang dimaksud dari kalimat di atas
          (konotatif) sama-sama berlaku. Contoh bahasa Arab dalam diktat yang merupakan kinayah ialah:

                                                                     مهتعاس ىلإ� رظنل� نوددري نوعَمتسمل�
                               “Para pendengar telah melihat jam berkali-kali (bosan)”

                 Contoh diktat di atas berlaku makna denotatif maupun konotatifnya seperti contoh-contoh
          sebelumnya. Sedangkan pada contoh berikut:

                                                                   هلمع بساحي موي هدي ضعَيل ملاظل� نإ�
               “Sesungguhnya orang dzalim akan menggigit jarinya pada hari dihisab amal perbuatannya”
                 Belum tentu orang dzalim menggigit jari pada hari kiamat, tapi pasti merasakan penyesalan.
          Demikian kinayah bekerja sehingga dengan arti kata lain kinayah menurut Yayan Nurbayan ialah:

          “Keharusan mengambil makna lazim (konotatif) dan kebolehan mengambil makna awal (denotatif)”. 2
                 Kinayah  menurut  bahasa  adalah  bentuk  mashdar  dari  تونك  وأ�  تْينك  yang  berarti  tidak
          menegaskan (menyembunyikan). Sedangkan menurut istilah adalah:


                                                                     هتد�رإ� ز�وج عم هانعَم مزلا هب ديرأ� ظفل
                   “Lafadz yang dimaksudkan kelaziman maknanya serta boleh juga makna aslinya.”
                 Jika dicari kemiripannya, kinayah sangat mungkin dekat dengan ketaksaan (ambiguitas)  .
                                                                                                     3
          Hanya saja kinayah jika dibuat peristilahan khusus maka ia adalah ambiguitas yang disengaja.
            Aspek                   Kinayah                         Ketaksaan (Ambiguitas)
                     Menyampaikan makna secara halus dan Tidak  ada  tujuan  tertentu;  lebih  pada
            Tujuan tidak langsung                          kebingungan makna

                     Memerlukan  konteks  untuk  memahami
           Konteks makna sebenarnya                        Dapat terjadi tanpa konteks yang jelas

          1       Banyak beleknya, kental ususnya alias sedikit tidur dan banyak berpuasa.
          2       Yayan Nurbayan, “Implikasi Hermeneutis Dan Pedagogis Perbedaan Pemahaman Ayat-Ayat Kinayah Dalam
          Al-Qur’an,” Lingua: Jurnal Ilmu Bahasa Dan Sastra 4, no. 2 (2009): 1–9.
          3       berasal dari kata taksa yang artinya mempunyai makna lebih dari satu; kabur atau meragukan (tentang makna);
          dan ambigu



             78      Buku Ajar Edelweis Bayan
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85