Page 7 - E-modul Fisika Matematika Materi Kalkulus Variasi_Neat
P. 7

    
                                                                                ̇
                               dengan L merupakan suatu fungsi dari kecepatan    =    =    dan posisi r ,
                                                                                       
                        yang notabene adalah fungsi dari waktu. Dalam prinsip ini, persamaan dinamika

                        Newton terkait dapat diturunkan dengan mencari ekstremal dari fungsional aksi,


                        yakni dengan melakukan ”variasi” terhadapnya sedemikian rupa sehingga:

                                    = 0                                                             (2)


                               dimana    menyatakan simbol variasi. Prinsip ini ternyata memiliki peran

                        yang  lebih  fundamental,  dapat  ditunjukkan  bahwa  seluruh  problem  fisis  tunduk


                        pada prinsip tersebut, sehingga kadang dinamakan sebagai god given rule.

                               Jika  kalkulus  yang  selama  digunakan  dalam  persamaan  gerak  Newton


                        mengacu pada dinamika fungsi, maka dalam perumusan Hamilton, dinamika yang

                        ditinjau adalah dinamika fungsional dan kalkulus yang terkait dinamakan sebagai


                        kalkulus  variasi.  Perlu  dicatat  bahwa  penerapan  kalkulus  variasi  dalam  Fisika

                        tidak hanya terbatas pada menurunkan persamaan gerak Newton (Alatas).


                        2.2.2  Prinsip Variasi

                               Dalam  formulasi  kalkulus  biasa,  problem  mencari  ekstremal  (titik-titik


                        ekstrim)  dari  suatu  fungsi    (  ,   ),  secara  sederhana  dilakukan  dengan

                                                                                                
                        memecahkan kondisi      =         +        = 0 yang megimplikasikan    = 0 dan
                                                                                                

                              = 0, dimana titik (x,y)  yang memenuhi kondisi tersebut merupakan titik-titik
                            

                        kritis yang dapat berupa titik maksimum, minimum atau titik sadel. Seperti yang


                        pernah dibahas pada Bab 4 buku ini, untuk memeriksa jenis manakah titik tersebut

                        maka  perlu  dilakukan  uji  selanjutnya  yang  melibatkan  turunan  parsial  orde

                        berikutnya  serta  nilai  Hessian  fungsi  tersebut.  Titik-titik  kritis  tersebut  secara


                        khusus  juga  disebut  sebagai  titik  stasioner.  Jelas,  pertanyaan  mengenai  apakah







                                                                                                      4
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12