Page 52 - IST Baru
P. 52
Bagi Kodam X/Lambung Mangkurat, tantangan itu memang datang pergi
tanpa kesudahan pada sekitar awal dasawarsa 60-an. Ketika Ibnu Hadjar hampir lum-
puh, kemudian Trikora mulai bergema, datanglah masa-masa sulit yang lebih tidak
mengenal lelah. Penanggulangan G30S/PKI cukup menguras banyak tenaga. Operasi
Pemulihan Keamanan yang dipimpin Pangdam Kolonel Soetdpo Yuwono, kemudian
dilanjutkan oleh Pangdam Kolonel Sabirin Muchtar sejak awal 1966 melampaui masa
Supersemar yang terkenal itu.
Kisah penanggulangan komunis di Kalimantan Selatan sebenarnya sudah
melalui liku-liku yang lebih panjang dibandingkan dengan Kodam-Kodam lainnya.
Sistem politik yang kurang menentu sekitar Dekrit 5 Juli 1959 itu telah memberi pel-
uang-peluang bagi PKI sekitar 1958 sampai 1960 sehingga berkesempatan menyusup
ke semua aspek kehidupan bangsa.
Hassan Basry, sekitar 1960 menilai gelagat Komunis yang makin membahaya-
kan stabilitas di daerahnya. Kolonel Ahmad Yani-pun ketika tahun itu sempat berkun-
jung ke Kalsel juga menyatakan hal yang sama dan mereka mencoba melakukan infil-
trasi ke dalam tubuh Angkatan Darat, bahkan sudah berhasil mempengaruhi Presiden
Soekarno. Hal itu tercermin dari sikap Soekarno yang melarang usul-usul pembuba-
ran PKI sebelumnya. Pada kesempatan itu Kolonel Ahmad Yani berharap agar daerah-
daerah dapat membekukan PKI karena apabila melalui saluran MBAD menghadapi
serba keterbatasan mengingat sikap presiden tidak sejalan. la berharap agar Kodam
X/Lambung Mangkurat memulai membekukan PKI sehingga dapat memelopori Ko-
dam-Kodam Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, dan Jawa Timur serta lain-lainnya
melakukan hal yang sama.
Dalam menghadapi dilemma itulah Hassan Basry melakukan konsultasi ke-
pada Jenderal Nasution, Kasad pada waktu itu untuk kemudian merencanakan pem-
bekuan PKI bersama Stafnya.
Akhirnya dengan persetujuan Deyah Koanda Kalimantan, pada waktu itu, Kolo-
nel Kusno Utomo, rencana pembekuan PKI itu dituangkan dalam Keputusan Penguasa
Perang Daerah Kalsel pada 22 Agustus 1960 yang didukung oleh Gubernur Kalsel dan
diberlakukan di seluruh Kalsel. Kemudian, benar seperti diharapkan oleh Ahmad Yani
sebelumnya, Peperda Sulsel maupun Sumsel melakukan hal yang sama. Hassan Bas-
ry karena itu, dipanggil menghadap Presiden Soekarno di Jakarta pada bulan Okto-
52