Page 407 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 407

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia





                                             BAB VII

                  BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN
                                REPUBLIK INDONESIA

                          DI KALIMANTAN ( BORNEO )
                                    ___________________________
                                      Lisyawati Nurcahyani



                7.1. Pengantar
                            Nama Borneo digunakan bangsa Eropa untuk menyebut pulau
                yang  kini  bernama  Kalimantan,  nama  asli  yang  diberikan  masyarakat.
                Ada  dua  pendapat  yang  beredar  tentang  arti  Kalimantan.  Pendapat
                pertama mengatakan bahwa nama Kalimantan berasal dari kata ―kali‖
                berarti  sungai,  dan  ―mantan‖  adalah  besar.  Jadi,  Kalimantan  berarti
                pulau yang sungainya besar-besar. Pendapat kedua, Kalimantan berasal
                dari  nama  pohon  yang  buahnya  asam  yang  banyak  tumbuh  di  pulau
                ini.   Terlepas  dari  arti  nama  itu  sendiri,  masyarakat  lebih  senang
                   1
                menyebut nama Kalimantan dari pada Borneo.
                           Nama  Kalimantan  mengacu  sejumlah  wilayah  di  pulau  dengan
                nama  yang  sama,  yang  pernah  dikuasai  pemerintah  kolonial  Belanda
                dan kemudian, setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945,
                menjadi  bagian  dari  Negara  Republik  Indonesia. 2  Kalimantan  atau
                Borneo  pada  saat  proklamasi  dibacakan  di  Jakarta  berada  dalam
                kekuasaan  Pemerintahan Jepang yang melarang  penyiaran radio dan
                penerbitan surat kabar, kecuali Borneo Simboen  dan Radio Domei yang
                memang miliki Jepang.

                          Pada  masa  pendudukan  Jepang,  pulau  Kalimantan  berada  di
                bawah kekuasaan Angkatan Laut, yaitu Borneo Minseibu Chokatsu Kuiki
                yang berpusat di Banjarmasin, yang kemudian ditetapkan kembali pada
                                                                          3
                Juni 1944 dengan dikembangkan menjadi beberapa wilayah.




                                                                                 395
   402   403   404   405   406   407   408   409   410   411   412