Page 99 - Kristen-BG-KLS-VI
P. 99
mau belajar cara membuatnya yang mampu melakukannya; dan
sebagainya. Beberapa ketidakmampuan tersebut bukan berarti kita
tidak bisa melakukannya. Hanya orang-orang yang mau dan memiliki
ketertarikan untuk mendalaminya yang mampu melakukannya.
Inilah bukti keterbatasan manusia. Namun, manusia merupakan
makhluk yang istimewa karena ia diciptakan dan dikasihi oleh Allah.
Teks Alkitab yang menjadi dasar atau panduan untuk memahami
topik “Aku, Pribadi yang Istimewa,” adalah Mazmur 8:1–9 dan
2 Samuel 4:4, 9:1–13. Peserta didik perlu memahami bahwa
Allah memeliharanya di tengah-tengah segala keterbatasannya.
Guru diharapkan dapat menolong peserta didik untuk memahami
bahwa mereka adalah pribadi yang istimewa. Mereka juga memiliki
keterbatasan, namun mereka tetap dikasihi Allah. Peserta didik
hendaknya diingatkan bahwa mereka harus mengasihi orang-orang
yang berkebutuhan khusus karena mereka juga ciptaan Allah dan
dikasihi Allah.
II. Uraian Materi
Di tengah masyarakat, kita menyadari kehadiran orang-orang yang
memiliki keterbatasan secara fisik, mental, spiritual, intelektual,
emosi, dan sosial. Mereka yang memiliki keterbatasan-keterbatasan
seperti ini pada umumnya dikategorikan sebagai orang berkebutuhan
khusus atau penyandang disabilitas. Beberapa undang-undang dan
peraturan yang memuat tentang mereka yang berkebutuhan khusus
antara lain sebagai berikut.
1. Undang-undang (UU) No. 8 tahun 2016 mengatakan bahwa
penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami
keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam
jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan
dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berprartisipasi
secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya
berdasarkan kesamaan hak.
2. Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (Permen PPPA) 4 tahun 2017, mengatakan bahwa
“Anak penyandang disabilitas adalah anak yang mengalami
Petunjuk Khusus | Pelajaran 4 | Aku Pribadi yang Istimewa | 81