Page 26 - KUMPULAN_CERPEN_FLIPPING BOOK
P. 26

laptop yang dijambret itu tak seberapa jika harus dibandingkan
          nasibnya malam itu, kehujanan, kesal, lelah, luka-luka, dan

          tentunya mengingkari janjinya kepada sang istri.

                 Lantas, apa yang sebenarnya dirinya cari? Kepuasan
          apa yang ia dapatkan semisal jambret itu tertangkap?
          Menghakiminya, memukul, menendang, mempermalukannya?

          Bukankah ini tidak adil jika dibandingkan dengan bagaimana
          negara ini memperlakukan koruptor, yang sudah jelas-jelas makin
          menyengsarakan rakyat kecil seperti si tukang becak, si tukang
          ojek pengkolan, atau bahkan jangan-jangan juga si penjambret
          yang masih kecil tadi? Sungguh, pertanyaan-pertanyaan ini

          semakin mengganggu Amir.

                  Ia makin malu menatap orang-orang di hadapannya.

                                         **

                 “Bagaimana, Mas, mau saya antar ke kantor polisi?

          Hujannya kan juga udah reda,” suara tukang becak itu memecah
          lamunan  Amir. Dari mata tukang becak itu ada kegetiran tentang
          hari besok yang masih abu-abu.

                 “Berapa ya, Pak?”


                 “Duh, buat Mas-nya gratis aja. Itung-itung saya nolongin
          orang, masa iya harus pamrih juga.”

                 Amir semakin heran. Seakan tak percaya. Dalam kesusahan

          yang di alaminya malam itu, ternyata masih banyak orang baik.



           18   Kumpulan Cerpen
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31