Page 25 - KUMPULAN_CERPEN_FLIPPING BOOK
P. 25

“Ya, gimana lagi, ya, lagian waktu itu ada penumpang
            pesan ojek online di dekat pangkalan kita-kita,” ujarnya.

                    Sementara tukang becak yang menolongnya, juga

            bercerita bahwa anak-anaknya bahkan terpaksa putus sekolah
            karena ia tak punya biaya. Katanya, dulu pihak sekolah sempat
            memberikan subsidi bantuan kepada anaknya karena berasal

            dari keluarga tidak mampu. Namun, ketika anaknya masuk kelas
            empat SD, bantuan itu tidak ada lagi. Tagihan ini dan itu mulai
            memberatkan, yang membuat anaknya terpaksa tidak sekolah.

                    “Sudah dua bulan ia mengamen, meski saya larang

            soalnya itu bahaya,” ungkap tukang becak itu, dengan nada yang
            getir. “Ya, tapi mau gimana lagi, dia  nekad. Katanya kalau gak
            begitu, gak bisa makan.” Pungkasnya.

                    Selama dua jam di tenda tersebut, Amir hanya terdiam.

            Ia  hanya  menyimak.  Mendengar  kisah-kisah  getir  di  situ,  ia
            malah  merasa  malu.  Amir  sadar  bagaimana  hidupnya  serba
            berkecukupan. Ia punya istri yang cantik dan setia, anak-anak
            yang lucu, mertua yang baik, rekan kerja yang ramah, dan juga
            pekerjaan yang mapan. Ia malu, di hadapan orang-orang ini,

            seolah dirinya lah yang paling menderita.

                    Perkara laptopnya yang dijambret, sebenarnya kalau
            dipikir-pikir itu bukan masalah besar. Seluruh pekerjaannya
            ada di komputer kantor. Pun, pekerjaan hasil lembur, semuanya

            sudah dicadangkan ke flashdisk. Bahkan untuk ukuran dia, harga




                                                        Kumpulan Cerpen  17
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30