Page 23 - KUMPULAN_CERPEN_FLIPPING BOOK
P. 23

bersama nasib malang yang ia alami malam itu.

                    Demikianlah, hingga akhirnya tukang becak menolongnya
            dan membawa Amir ke warung angkringan terdekat, bersama

            para tukang ojek pengkolan yang sepi penumpang, dan suara
            atap terpal yang dihujani air mata malaikat malam itu. Ah, sialnya.

                                           **


                    Di  dalam  tenda  beratap  terpal  berwarna  biru  itu,  Amir
            terus menggerutu. Ia mengeluh. Bicara ngalor-ngidul bahwa ia
            manusia paling apes hari itu, bahwa ia mungkin akan dihukum
            setelah kejadian ini. Dalam laptop yang dijambret itu, ada laporan
            audit beberapa lembaga negara yang belum ia selesaikan.

            Mungkinkah jambret tadi suruhan orang untuk menghilangkan
            jejak  korupsi?  Mungkinkah  ia  sedang  dikerjai  para  penguasa.
            Ah. Sudah hampir setengah jam, ia tak berhenti bicara dengan

            menggebu-gebu.

                    “Oh, jadi Mas ini kerjaannya kayak  nangkep-nangkepin
            koruptor gitu,” tanya salah seorang tukang ojek kepada Amir,
            memotong pembicaraan. Orang lain di tenda angkringan

            tersebut hanya menatap dengan raut muka seolah mengajukan
            pertanyaan serupa.

                    “Eh, gampangnya kita di kantor itu tugasnya meriksa sih,
            Pak. Kalau  nangkep koruptor nanti tugas KPK,” Amir mencoba

            menjelaskan melalui  kalimat  yang sederhana.    Walaupun
            manggut-manggut, air muka orang-orang itu mengisyaratkan



                                                        Kumpulan Cerpen  15
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28