Page 48 - BAHAN AJAR BARU. (1)_Neat
P. 48

a.  Objek penderita, ialah objek yang dikenai perbuatan, selalu terdapat dalam

                          kalimat aktif. Misalnya: Suster Diana membaca resep di ruang tamu.
                       b.  Objek pelaku, ialah objek yang melakukan perbuatan, selalu terdapat dalam kalimat

                          pasif. Misalnya: Hasnawati dimarahi oleh Ibu bidan karena malas memeriksakan
                          kandungannya.

                       c.  Objek penyerta, ialah objek yang menyertai perbuatan, biasanya di belakang objek

                          pelaku atau objek penderita. Misalnya: Ibu menyiapkan makanan bergizi untuk adik
                          Ifa di rumah sakit.

                   4.  Keterangan (K)
                          Bagian kalimat yang memberi penjelasan mengenai kalimat atau bagian kalimat

                       disebut keterangan. Jenis keterangan bermacam-macam, yaitu:

                       a.  Keterangan waktu. Misalnya: Ibu Darma membeli obat di apotik kemarin.
                       b.  Keterangan tempat. Misalnya: Wati menyimpan obat tidur di dalam tasnya.

                       c.  Keterangan sebab. Misalnya: Ayah tertidur nyenyak sebab terlalu lelah bekerja di
                          sawah.

                       d.  Keterangan akibat. Misalnya: Mahasiswa itu kurang tidur sehingga badannya
                          kurus.

                       e.  Keterangan  syarat.  Misalnya:  Anak  dapat  sembuh  dari  penyakitnya  jika  rajin

                          minum obat secara teratur.
                       f.  Keterangan tujuan. Misalnya: Ayah rajin menjangkul di sawah supaya badannya

                          tetap sehat.


               Pola dasar kalimat

                       Menurut Asdam  (2016: 86) bahwa pola dasar kalimat yang dimaksud yaitu model atau
                   bentukan  kalimat.  Suatu  bentukan  kalimat  dapat  diubah  menjadi  kalimat  yang  luas

                   sehingga  maknanya  lebih  jelas  dan  sempurna.    Menurut  Mustakim  (1994:  76)
                   mengungkapkan bahwa dalam bahasa Indonesia paling tidak mengenal empat pola dasar

                   kalimat, yaitu:

                   a.  Pola dasar S + P (subjek + predikat)
                   b.  Pola dasar S + P + Pel (subjek + predikat + pelengkap)

                   c.  Pola dasar S + P + O (subjek + predikat + objek)
                   d.  Pola dasar S + P + O + Pel (subjek + predikat + objek + pelengkap)

                       Selain itu, pola kalimat dasar sekurang-kurangnya terdiri atas subjek (S) dan predikat
                   (P). Pola kalimat dasar mempunyai ciri-ciri :



                                                                                                       43
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53