Page 51 - BAHAN AJAR BARU. (1)_Neat
P. 51
bagian kalimat tersebut yang akan menghasilkan kepaduan bagian kalimat dalam struktur
kalimat. Kalimat yang bagian-bagiannya terpadu menjadi sarana pengembangan pikiran-
pikiran yang efektif dan jelas maknanya.
Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu
:
1. Kalimat yang padu tidak bertele-tele.
2. Kalimat yang padu tidak perlu menyisikan sebuah kata seperti daripada atau tentang
predikat kata kerja dan objek penderita.
Sebenarnya, terdapat dua cara dalam menafsirkan kalimat :
1. Mengubah awalan me(N)-pada predikat menjadi di-
2. Menghilangkan awalan me(N)-
Bentuk pertama adalah bentuk lazim digunakan oleh sebagian besar masyarakat.
1. Budi mengalahkan peserta lain. (aktif)
S P O
2. Peserta lain dikalahkan (oleh) Budi. (pasif)
S P Pel
Bentuk kedua adalah bentuk yang jarang dikenal oleh masyarakat. Sekalipun
digunakan, bentuk ini terkadang mengalami kesalahan. Perhatikan contoh berikut :
1. Saya mengalahkan peserta lain. (aktif)
S P O
2. Peserta lain dikalahkan (oleh) saya* (pasif)
S P Pel
Bentuk kalimat tersebut merupakan bentuk pemasifan yang salah. Bentuk yang tepat
adalah sebagai berikut.
Peserta lain saya kalahkan. (pasif)
S P
Bentuk inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan pasif persona. Bentuk ini hanya
dapat digunakan jika subjek kalimat aktifnya berupa kata ganti orang I atau II. Dalam
contoh di atas, subjeknya adalah kata saya.
Kelogisan bagian kalimat
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah difahami dan penulisannya
sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki
hubungan yang logis/ masuk akal.
46