Page 89 - 20201219 - Tempo - Korupsi Bansos Kubu Banteng
P. 89

12/20/2020                      Nasib Petani Tembakau Kian Tak Menentu - Ekonomi dan Bisnis - majalah.tempo.co
                     menanam padi atau jagung. "Ada yang dari padi ke jagung, lalu ke padi lagi,"
                     ucap Edy, yang juga Ketua Umum Yayasan Insan Cita Agro Madani, pada Kamis,
                     1 7 Desember lalu.


                     Menurut Edy, selain urusan cukai yang terns naik, tata niaga yang buruk di

                     Jember membuat petani tembakau terjepit. Mereka kerap tak punya posisi tawar.
                     Modal awal mereka begitu bergantung pada pedagang dan tengkulak. Akibatnya,
                     ketika musim panen tiba, petani tak bisa melawan ketika pedagang menentukan

                     harga secara sepihak. "Tak sedikit yang merugi," tutur Eddy.


                     Meski begitu, ada juga petani tembakau yang memilih setia. Di Bondowoso, Jawa
                     Timur, petani menanam komoditas lain sembari menunggu musim tanam
                     tembakau pada Mei-Oktober. Misran salah satunya. Kini kebun tembakaunya

                     seluas 4,5 hektare beralih sementara menjadi ladang cabai.

                     Cabai dipilih karena harganya bagus. Menurut data di Sistem Informasi

                     Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok di Jawa Timur, pada Sabtu,
                     19 Desember lalu, harga komoditas cabai merah besar di Bondowoso rata-rata Rp

                     49.500 per kilogram, sedangkan cabe rawit Rp 35 ribu per kilogram.

                     Tahun lalu, menurut Misran, hasil kebun tembakaunya sebanyak 5 ton, tak

                     seluruhnya terserap industri. Misran hanya mendapat kuota 3 ton untuk memasok
                     ke pabrik langganannya. Itu pun dengan harga yang turun, yakni dari Rp 31 ribu
                     per kilogram pada tahun lalu menjadi Rp 29 ribu. Dua ton tembakau rajang kering

                     akhimya menumpuk di rumahnya. "Terpaksa saya jual ke pedagang," ujar
                     Misran. Tapi dia mengaku tak bisa berpindah ke lain hati. Jika musimnya tiba,

                     Misran akan kembali menanam tembakau.

                     Keluarga Sahminudin di Lombok, Nusa Tenggara Barat, segendang sepenarian.

                     Tahun ini, sektor pertanian tembakau di Lombok diproyeksikan hanya
                     menghasilkan 30-36 ribu ton tembakau. Padahal tahun lalu mereka memproduksi
                     41 ribu ton tembakau jenis Virginia. Produksi tembakau anjlok karena para petani

                     tahun lalu rugi besar dan sebagian memilih tak menanam tembakau lagi. "Mereka
                     kapok sehingga beralih menanam padi, jagung, atau tanaman lain,"
                     kata Sahminudin. Tapi, seperti Misran, dia juga mengaku akan tetap menanam

                     tembakau jika musimnya tiba.


                     RETNO SULISTYOWATI
                     Rokok Petani Tembakau Industri Rokok












      read ://https _ majalah. tempo.co/?url=https%3A %2F%2Fmajalah. tempo.co%2Fread%2Fekonomi-dan-bisnis%2F162156%2Fnasib-petani-tembaka...   4/4
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94