Page 85 - 20201219 - Tempo - Korupsi Bansos Kubu Banteng
P. 85

12/20/2020            Maju Mundur Mengakhiri lndustri dan Pertanian Tembakau di Indonesia - Ekonomi dan Bisnis - majalah.tempo.co
                     Misalnya penyediaan bibit, pupuk, atau pelatihan. Mitigasi serupa termasuk untuk
                     menyiapkan buruh dan industri yang beralih dari tembakau. "Kami ingin
                     menyediakan paket solusi yang lengkap. Tidak hanya menyuruh orang pergi dari

                     produksi tembakau," kata Abdillah.


                     Kini studi Bappenas telah rampung. Pungkas sudah mengundang wakil lintas
                     kementerian untuk memeriksa kajian mereka. "Tinggal diputuskan. Mau dijadikan
                     dalam bentuk kebijakan seperti apa," ujar Pungkas pada Selasa, 15 Desember lalu.


                     Edy Sutopo, Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar

                     Kementerian Perindustrian, mengaku belum terlibat banyak dalam rapat-rapat
                     pembahasan studi dan peta jalan industri hasil tembakau. Tapi Edy masih
                     membawa aspirasi yang sama dari sektor perindustrian. Menurut Edy, belum ada

                     aktivitas ekonomi lain yang mampu menggantikan industri hasil tembakau, baik
                     dalam kemampuan menyerap tenaga kerja maupun menyumbang penerimaan
                     cukai kepada negara.


                     Pada 2020, target penerimaan cukai sebesar Rp 172,2 triliun dan Rp 178,5 triliun

                     pada 2021. Porsinya 10 persen dari total penerimaan negara. Kontribusi tembakau
                     hanya kalah oleh pendapatan pajak badan non-minyak dan gas serta pajak
                     pertambahan nilai. "Saya masih berharap industri hasil tembakau ini diberi
                     kesempatan buat tumbuh," ucap Edy pada Jumat, 18 Desember lalu. "Yang

                     antitembakau, perlu berpikir panjang dan harus ikut mencari altematifkalau
                     industri ini dikerdilkan atau dimatikan."


                     Beban mencari solusi itu mau tak mau ada di Kementerian Koordinator
                     Perekonomian. Mereka harus mengkoordinasi kepentingan banyak kementerian

                     sekaligus mempertimbangkan kepentingan kesehatan. Masalahnya, isu kesehatan
                     berada di bawah koordinasi kementerian koordinator lain, yakni bidang
                     pembangunan manusia dan kebudayaan.


                     Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian Susiwijono Moegiarso

                     mengaku sudah tahu keberadaan studi Bappenas tadi. "Kajian Bappenas tersebut
                     menjadi bagian dari diskusi untuk penyusunan peta jalan industri hasil tembakau
                     yang komprehensif," tutur Susiwijono lewat jawaban tertulis, Jumat, 18 Desember

                     lalu.


                     Berbentuk peraturan pemerintah ataupun peraturan presiden, Susiwijono
                     melanjutkan, peta jalan nantinya mencantumkan program jangka menengah dan
                     panjang.  Dia juga mengatakan peta jalan tersebut akan mencantumkan kebijakan

                     dan program yang jelas. "Sehingga bisa dijadikan pedoman dan referensi utama
                     bagi pelaku usaha dan juga pemerintah," katanya. Sayangnya, Susiwijono tak
                     menyebutkan target waktu penyelesaian kebijakan itu. Padahal justru itu yang

                     paling ditunggu.
      read ://https _ majalah. tempo.co/?url=https%3A %2F%2Fmajalah. tempo.co%2Fread%2Fekonomi-dan-bisnis%2F162151 %2Fmaju-mundur-mengak. . .  6/7
   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90