Page 111 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 111

ILMU PERUNDANG-UNDANGAN,
                                                       TEORI, HIERARKI, DAN MATERI MUATAN
                                             PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA


                           a.   Definitions;

                           b.   Most significant general rules and special provisions;
                           c.   Subordinate provisions, and exceptions large and important enough
                                to be stated as separate sections;
                           d.   Penalties;
                           e.   Temporary provisions;

                           f.   Specific repeals and related amendments;
                           g.   Saving clauses.
                                Tentu saja, urutan penyebutan ke-12 atau ke-7 bagian itu bersifat
                           fleksibel, tidak mutlak seperti tersebut di atas. Penempatannya secara
                           konkret dalam rumusan UU tergantung kepada kebutuhan pengaturan
                           di dalam setiap naskah UU yang bersangkutan.


                           L.  KEBERLAKUAN UNDANG-UNDANG

                                Suatu norma dianggap sah sebagai norma hukum  (legal norm)
                           yang mengikat untuk umum apabila norma hukum itu berlaku karena
                           diberlakukan  atau  karena  dianggap  berlaku  oleh  para  subjek  hukum
                           yang diikatnya. Keberlakuan ini dalam bahasa Inggris disebut “validity”,
                           dalam  bahasa Jerman  “geltung” atau dalam bahasa Belanda disebut
                           “gelding”.  Keabsahan berlakunya atau keberlakuan suatu UU atau
                           peraturan perundang-undangan itu sendiri pada pokoknya ditentukan
                           oleh banyak faktor dan beraneka cara pandang.
                                Secara umum dapat dikemukakan adanya lima kemungkinan
                           faktor  yang menyebabkan norma hukum dalam UU atau peraturan
                           perundang-undangan dikatakan berlaku. Norma-norma hukum
                           dimaksud dapat dianggap berlaku karena pertimbangan yang bersifat
                           filosofis,  karena  pertimbangan  yuridis,  pertimbangan  sosiologis,
                           pertimbangan politis, ataupun dianggap berlaku karena pertimbangan
                           yang semata-mata bersifat administratif. Untuk UU yang dikatakan baik,
                           sudah seharusnya kelima syarat tersebut di atas haruslah dipenuhi
                           sekaligus, yaitu berlaku, baik secara filosofis, politis, yuridis, sosiologis,
                           maupun secara administratif.



                                                                                  93
                                                                         dpr.go.id
   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116