Page 110 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 110

PROSES & TEKNIK
                  PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG


                           a.   General provisions normally come before special provisions;
                           b.   More important provisions normally come before less important
                                provisions;
                           c.   Permanent provisions normally come before temporary provisions;

                           d.   Technical housekeeping sections normally come at the end.
                                Sementara itu, dari segi urutan  waktunya  (temporal dimension),
                           pengaturan materi UU biasa disusun menurut urutan kronologis
                           perbuatan atau kejadiannya. Dalam rangka perubahan UU, biasanya
                           pola pengelompokan yang lama tetap diikuti kecuali jika alternatif lain
                           dianggap lebih menjamin prinsip  “findability”,  “clarity”, dan  “usability”
                           ketentuan UU itu. “Findability” artinya mudah ditemukan, “clarity” jelas
                           dan mudah dipahami, dan “usability” berarti dapat dipakai.
                                Menurut Reed Dickerson, format UU Federal  Amerika Serikat
                           biasanya memuat urutan bagian materi  (order of sections) sebagai
                           berikut: 120
                           a.   Short title, if any;
                           b.   Statement of purpose or policy, if any;
                           c.   Definitions;
                           d.   Most significant general rules and special provisions;

                           e.   Sub-ordinate provisions, and exceptions large and important enough
                                to be stated as separate sections;

                           f.   Penalties;
                           g.   Temporary provisions;
                           h.   Specific repeals and related amendments;
                           i.   Saving clauses;
                           j.   Severability clause, if any;
                           k.   Expiration date, if any;
                           l.   Effective date, if different from the date of enactment.


                                Dari ke-12 hal tersebut, 5 (lima) di antaranya bersifat relatif, jika
                           memang diperlukan. Bagian materi UU yang dapat dikatakan bersifat
                           mutlak hanya 7 (tujuh), yaitu:

                          120 Ibid.



                   92    dpr.go.id
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115