Page 109 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 109

ILMU PERUNDANG-UNDANGAN,
                                                       TEORI, HIERARKI, DAN MATERI MUATAN
                                             PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA


                           of  classification),  dan  c)  problem  pengurutan  atau  perurutan  materi
                           (problem of sequence).
                                Pembagian materi  (problem of division) berkaitan dengan
                           penentuan masing-masing landasan pemikiran  yang menyebabkan
                           bagian  materi  pokok  (main  or  primary  division)  dan  materi  penunjang
                           (sub-ordinate divisions)  yang bersangkutan disusun. Pembedaan
                           antara materi pokok dengan materi penunjang penting, karena para
                           perancang biasanya selalu mendahulukan perumusan bagian utama
                           yang dianggap lebih penting  (primary breakdown) daripada bagian
                           yang bersifat sekunder (subsidiary breakdowns). Dengan perkataan lain,
                           dalam penyusunan materi UU, yang selalu didahulukan adalah bagian
                           yang dianggap lebih penting (order of importance).
                                Dalam banyak kasus, dianggap lebih mudah dengan mengaitkan
                           upaya pembagian materi UU tersebut pada hal-hal  yang berkenaan
                           dengan:  118
                           a.   Jenis orang yang diatur oleh materi bersangkutan (kinds of people
                                affected),
                           b.   Organ administratif yang terlibat, atau
                           c.   Bidang kegiatan operasional yang dilakukan oleh organ dimaksud.

                                Hal ini disusun secara kronologis yang tersendiri dan untuk setiap
                           bagian utama itu, logika  yang sama juga dipakai untuk penyusunan
                           bagian-bagian yang bersifat penunjang.
                                Biasanya jumlah orang bersifat relatif yang terlibat dalam suatu
                           kegiatan tidak dijadikan dasar untuk penentuan bagian materi UU,
                           kecuali apabila jumlah subjek  yang dimaksud berkaitan dengan
                           ketentuan umum (general rules) yang berhadapan dengan pengecualian
                           (exception). Dalam hal demikian, ketentuan umum selalu ditempatkan
                           lebih dulu daripada ketentuan pengecualian.

                                Pada setiap lapisan pembagian materi, para perancang haruslah
                           menentukan prinsip urutan pokok materi yang akan diterapkan dalam
                           penyusunan suatu UU. Dari segi penempatan materinya  (spatial
                           dimension), menurut Reed Dickerson, keempat prinsip di bawah ini
                           dapat dipakai, yaitu: 119

                          118  Ibid., hlm. 164.
                          119  Op. cit., Reed Dickerson.


                                                                                  91
                                                                         dpr.go.id
   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114