Page 112 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 112

PROSES & TEKNIK
                  PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG


                           1.   Keberlakuan Filosofis
                                Suatu  norma  hukum  dikatakan  berlaku  secara  filosofis  apabila
                           norma  hukum  itu  memang  bersesuaian  dengan  nilai-nilai  filosofis
                           yang dianut oleh suatu negara. Seperti dalam pandangan Hans Kelsen
                           mengenai “Grundnorm” atau dalam pandangan Hans Nawiasky tentang
                           “staatsfundamentalnorm”, pada setiap negara selalu ditentukan adanya
                           nilai-nilai  dasar  atau  nilai-nilai  filosofis  tertinggi yang  diyakini  sebagai
                           sumber dari segala sumber nilai luhur dalam kehidupan kenegaraan
                           yang bersangkutan. 121

                                Untuk  hal  ini,  nilai-nilai  filosofis  negara  Republik  Indonesia
                           terkandung dalam Pancasila sebagai  “staatsfundamentalnorm”. Di
                           dalam rumusan kelima sila Pancasila terkandung nilai-nilai religiositas
                           Ketuhanan  Yang Maha Esa, humanitas kemanusiaan  yang adil dan
                           beradab, nasionalitas kebangsaan dalam ikatan kebhineka-tunggal-
                           ikaan, kedaulatan kerakyatan, dan sosialitas keadilan bagi segenap
                           rakyat Indonesia. Tidak satu pun dari kelima nilai-nilai filosofis tersebut
                           yang boleh diabaikan atau malah ditentang oleh norma hukum yang
                           terdapat dalam berbagai kemungkinan bentuk peraturan perundang-
                           undangan dalam wadah NKRI.
                           2.   Keberlakuan Yuridis
                                Keberlakuan  yuridis adalah keberlakuan suatu norma hukum
                           dengan daya ikatnya untuk umum sebagai suatu dogma yang dilihat
                           dari pertimbangan  yang bersifat teknis  yuridis. Secara  yuridis, suatu
                           norma hukum itu dikatakan berlaku apabila norma hukum itu sendiri
                           memang:
                           a.   Ditetapkan sebagai norma hukum berdasarkan norma hukum yang
                                lebih superior atau  yang lebih tinggi seperti dalam pandangan
                                Hans Kelsen dengan teorinya “Stufenbau des Recht Theorie”;
                                                                                 122
                           b.   Ditetapkan mengikat atau berlaku karena menunjukkan hubungan
                                keharusan antara suatu kondisi dengan akibatnya seperti dalam
                                pandangan J.H.A. Logemann;
                                                        123
                          121  Bandingkan dengan Jimly Asshiddiqie dan Muchamad Ali Safa’at, Teori Hans Kelsen Tentang Hukum,
                       (Jakarta: Konstitusi Press, 2006).
                          122  Op cit., “Stufenbau Theorie” yang dikembangkan oleh Hans Kelsen.
                          123  J.H.A. Logemann dalam Purnadi Purbacaraka dan Soejono Soekanto dalam Perihal Kaidah Hukum,
                       (Bandung: Alumni, 1982), hlm. 115-116.


                   94    dpr.go.id
   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117