Page 276 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 276

TEKNIK PENYUSUNAN
                                                             RANCANGAN UNDANG-UNDANG



                           Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkannya
                           dan  berlaku  surut  sejak  tanggal  1  Januari  1976,  kecuali  untuk
                           ketentuan pidananya.

                                Ketentuan pidana bagi tindak pidana yang merupakan pelanggaran
                           terhadap kegiatan bidang ekonomi dapat tidak diatur tersendiri di
                           dalam UU yang bersangkutan, tetapi cukup mengacu kepada UU yang
                           mengatur  mengenai tindak  pidana  ekonomi,  misalnya, UU  No. 7 Drt.
                           Tahun 1955 tentang  Pengusutan,  Penuntutan,  dan Peradilan  Tindak
                           Pidana Ekonomi.

                                Tindak pidana dapat dilakukan oleh orang-perorangan atau oleh
                           korporasi. Pidana terhadap tindak pidana yang dilakukan oleh korporasi
                           dijatuhkan kepada:
                           a.   Badan hukum antara lain perseroan, perkumpulan, yayasan, atau
                                koperasi; dan/atau

                           b.   Pemberi perintah untuk melakukan tindak pidana atau  yang
                                bertindak sebagai pimpinan dalam melakukan tindak pidana.


                           4.   Ketentuan Peralihan (Jika Diperlukan)
                                Ketentuan peralihan merupakan ketentuan yang bersifat transito,
                           yaitu ketentuan yang mengatur mengenai penyesuaian keadaan yang
                           sudah ada pada saat berlakunya UU  yang baru dibentuk tersebut,
                           sehingga UU  yang baru dapat berjalan lancer dan tidak membawa
                           dampak yang tidak dikehendaki dalam masyarakat.
                                Menurut UU No.12 Tahun 2011 jo. UU No 15 Tahun 2019, ketentuan
                           peralihan  memuat  penyesuaian pengaturan  tindakan hukum  atau
                           hubungan hukum yang sudah ada berdasarkan UU yang lama terhadap
                           UU yang baru, yang bertujuan untuk:

                           a.   Menghindari terjadinya kekosongan hukum.
                           b.   Menjamin kepastian hukum.
                           c.   Memberikan  perlindungan  hukum bagi  pihak  yang terkena
                                dampak perubahan ketentuanUU.
                           d.   Mengatur hal-hal yang bersifat transisional atau bersifat sementara.
                           Contoh:



                                                                                  261
                                                                         dpr.go.id
   271   272   273   274   275   276   277   278   279   280   281