Page 281 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 281
PROSES & TEKNIK
PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
Tidak menggunakan frasa ... mulai berlaku efektif pada tanggal
... atau yang sejenisnya, karena frasa ini menimbulkan ketidakpastian
mengenai saat berlakunya suatu peraturan perundang-undangan yaitu
saat diundangkan atau saat berlaku efektif.
Jika ada alasan yang kuat untuk memberlakukan UU lebih awal
daripada saat pengundangannya (berlaku surut), diperhatikan hal
sebagai berikut:
a. Ketentuan baru yang berkaitan dengan masalah pidana, baik jenis,
berat, sifat, maupun klasifikasinya, tidak ikut diberlakusurutkan;
b. Rincian mengenai pengaruh ketentuan berlaku surut itu terhadap
tindakan hukum, hubungan hukum, dan akibat hukum tertentu
yang sudah ada, dimuat dalam ketentuan peralihan;
c. Awal dari saat mulai berlaku peraturan perundang-undangan
ditetapkan tidak lebih dahulu daripada saat rancangan peraturan
perundang-undangan tersebut mulai diketahui oleh masyarakat,
misalnya, saat rancangan peraturan perundang-undangan
tersebut tercantum dalam Prolegnas.
D. PENUTUP
Penutup merupakan bagian akhir dari suatu UU, yang memuat:
1. Rumusan perintah pengundangan dan penempatan UU dalam
Lembaran Negara RI dan Berita Negara RI yang berbunyi sebagai
berikut.
Contoh:
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan … (jenis peraturan perundang-undangan) ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
2. Penandatanganan, pengesahan, atau penetapan UU, yang memuat:
a. Tempat dan tanggal pengesahan atau penetapan yang
diletakkan di sebelah kanan.
b. Nama jabatan yang ditulis dengan huruf kapital dan yang di
bagian akhirnya diberi tanda baca koma;
c. Tanda tangan pejabat; dan
266 dpr.go.id