Page 277 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 277

PROSES & TEKNIK
                  PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG


                            Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

                                                     Pasal 35
                           Perjanjian  Internasional,  baik  bilateral,  regional,  maupun
                           multilateral, dalam bidang penanaman modal yang telah disetujui
                           oleh Pemerintah Indonesia sebelum Undang-Undang  ini berlaku,
                           tetap berlaku sampai dengan berakhirnya perjanjian tersebut.

                                Ketentuan yang diatur dalam UU No. 12 Tahun 2011 jo. UU No 15
                           Tahun 2019 tersebut selaras dengan pendapat Bagir Manan sebagaimana
                                                 254
                           dikutip Maria Faria Indrati,  mantan Ketua MA itu menggaris bawahi
                           fungsi-fungsi dari ketentuan peralihan sebagai berikut:
                           a.   Menghindari  kemungkinan  terjadinya  kekosongan  hukum  atau
                                kekosongan peraturan perundang-undangan (rechtsvacuum).
                           b.   Menjamin kepastian hukum (rechtszekerheid).
                           c.   Perlindungan hukum  (rechtsbescherming), bagi rakyat atau
                                kelompok tertentu atau orang tertentu.
                                Ketentuan Peralihan dimuat dalam Bab Ketentuan Peralihan
                           dan ditempatkan di antara Bab Ketentuan Pidana dan Bab Ketentuan
                           Penutup.  Jika dalam peraturan perundang-undangan tidak diadakan
                           pengelompokan bab, pasal atau beberapa  pasal  yang memuat
                           Ketentuan Peralihan ditempatkan sebelum pasal atau beberapa pasal
                           yang memuat ketentuan penutup. Pada UU yang baru, dapat dimuat
                           ketentuan mengenai penyimpangan sementara atau penundaan
                           sementara bagi tindakan hukum atau hubungan hukum tertentu.
                           Contoh:
                            Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara

                                                     Pasal 27
                           Kementerian yang sudah ada pada saat berlakunya Undang-Undang
                           ini  tetap  menjalankan  tugasnya  sampai  dengan  terbentuknya
                           Kementerian berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang ini.



                          254 Maria Faria Indrati, Dasar-Dasar Perundang-Undangan Indonesia, (Jakarta: Ind-Hill. Co, 1992), hlm. 99.



                   262   dpr.go.id
   272   273   274   275   276   277   278   279   280   281   282