Page 77 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 77

ILMU PERUNDANG-UNDANGAN,
                                                       TEORI, HIERARKI, DAN MATERI MUATAN
                                             PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA


                           kepada  pemerintah/presiden  karena  sifatnya  yang  khusus,  yaitu
                           selama masa tenggat 30 hari itu. Apabila perlu dapat ditentukan bahwa
                           pengajuan perkara pengujian konstitusionalitas RUU sebagai  “wet  in
                           materiele zin” itu harus sudah diajukan kepada MK selambat-lambatnya
                           3 hari setelah RUU itu disahkan oleh DPR, dan dalam  waktu 27 hari
                           sejak itu, putusan MK yang bersifat final dan mengikat sudah diucapkan
                           dalam sidang pleno yang terbuka untuk umum.
                                Di samping itu, RUU pasca pengesahan materiil oleh DPR dapat
                           dikembangkan pengertiannya sebagai UU dalam arti materiil  (wet in
                           materiele zin). Pengertian pengesahan UU dapat kita kembangkan dalam
                           dua pengertian, yaitu pengesahan materiil oleh DPR dan pengesahan
                           formal oleh Presiden RI berdasarkan ketentuan Pasal 20 ayat (4) UUD
                           NRI Tahun 1945.


                           G.  TEORI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
                                Pemahaman mengenai teori-teori yang terkait dengan peraturan
                           perundang-undangan diperlukan bagi para perancang, pembentuk,
                           tim ahli, dan konsultan pembentukan peraturan perundang-undangan.
                           Pemahaman teoretis ini akan membantu menyusun rancangan
                           peraturan perundang-undangan karena pemahaman teoretis ini
                           dengan  menjadikan  teori-teori  sebagai  pisau  analisis  terhadap  aspek
                           formil dan aspek substansi rancangan peraturan perundang-undangan
                           yang sedang dirancang.
                                Dengan demikian, akan terbentuk suatu peraturan perundang-
                           undangan yang memiliki kualitas yang sangat baik secara formil dan
                           substansi sehingga berdaya guna dan berlaku guna bagi sasaran
                           norma. Berikut ini beberapa teori  yang akan dibahas sebagai bahan
                           untuk memperkaya pemahaman perancangan peraturan perundang-
                           undangan.

                           1.   Norma Hukum Umum

                                Aturan-aturan hukum terbentuk dari norma-norma  yang
                           berkembang dalam kehidupan masyarakat. Istilah norma berasal dari
                           Bahasa  Latin,  norm,  atau  kaidah,  dalam  Bahasa  Arab,  dapat  diartikan
                           sebagai pedoman, patokan atau aturan bagi seseorang dalam bertindak



                                                                                  59
                                                                         dpr.go.id
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82