Page 75 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 75

ILMU PERUNDANG-UNDANGAN,
                                                       TEORI, HIERARKI, DAN MATERI MUATAN
                                             PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA


                                Oleh karena materi RUU  yang telah mendapat persetujuan
                           bersama itu tidak dapat berubah lagi, maka dinamakan pengetukan palu
                           sidang paripurna DPR yang menyatakan bahwa RUU itu telah disetujui
                           secara bersama oleh DPR bersama pemerintah sebagai pengesahan
                           yang bersifat  materiil. Sedangkan pengesahan  yang dilakukan oleh
                           Presiden sesuai dengan ketentuan Pasal 20 ayat (4) UUD NRI Tahun 1945,
                           yaitu dengan menandatangani dan memerintahkan pengundangannya
                           dalam Lembaran Negara dan Tambahan Lembaran Negara merupakan
                           pengesahan formal yang bersifat administratif. RUU yang telah disahkan
                           secara materiil, tidak dapat berubah lagi dan materinya sudah final, dan
                           dapat dikualifikasikan sebagai UU dalam arti materiil (wet in materiele zin).
                           Secara materiil, kualitas RUU tersebut sudah dapat dianggap sebagai
                           UU, meskipun secara formal belum berlaku mengikat untuk umum.
                                Antara RUU (wetsontwerp) dan UU (wet) jelas tidak sama. Walaupun
                           RUU  yang sudah disetujui bersama oleh Presiden bersama dengan
                           DPR, selama belum disahkan menjadi UU, tetapi masih “berbaju” RUU
                           (wetsonwerp), bukan UU (wet).
                                Namun, RUU  (wetsontwerp) itu sendiri, jika telah mendapat
                           persetujuan bersama dan disahkan secara materiil dalam rapat
                           paripurna DPR, secara materiil, sudah bersifat final. Daya mengikatnya
                           hanya tinggal menunggu waktu pengesahannya saja secara formal oleh
                           Presiden untuk selanjutnya diundangkan sebagaimana mestinya dalam
                           Lembaran Negara. Oleh karena itu, kalau pun RUU yang telah memiliki
                           kualitas sebagai UU dalam arti materiil itu tidak disahkan secara formal
                           sebagaimana mestinya oleh Presiden, maka berlakulah ketentuan Pasal
                           20 ayat (5) UUD NRI Tahun 1945. Apabila RUU disahkan secara formal,
                           maka  sejak  pengesahan  formal  itu,  RUU  itu  berlaku  mengikat  untuk
                           umum sebagai UU. Dengan kata lain, setelah pengesahan formal, RUU
                           itu menjadi berlaku baik secara materiil maupun secara formal. Akan
                           tetapi, sebelum rancangan itu berlaku secara formal, ia terlebih dulu
                           telah berlaku secara materiil, yaitu setelah rancangan itu disahkan oleh
                           DPR dan belum disahkan secara formal oleh Presiden dalam jangka
                           waktu 30 hari sejak pengesahan oleh DPR.



                                                                                  57
                                                                         dpr.go.id
   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80