Page 70 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 70
PROSES & TEKNIK
PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
a. Asas lex superior derogat legi inferior;
Yaitu peraturan yang lebih tinggi mengesampingkan yang
rendah (asas hierarki), dalam kerangka berfikir mengenai jenis dan
hierarki peraturan perundang-undangan, dikaitkan dengan teori
Stufenbau karya Hans Kelsen.
Hans Kelsen dalam teori tersebut membahas mengenai
jenjang norma hukum, dimana ia berpendapat bahwa norma-
norma hukum itu berjenjang-jenjang dan berlapis-lapis dalam
suatu hierarki tata susunan, yaitu digunakan apabila terjadi
pertentangan, dalam hal ini yang diperhatikan adalah hierarkhi
peraturan perundang-undangan, misalnya ketika terjadi
pertentangan antara PP dengan UU, maka yang digunakan adalah
UU karena UU lebih tinggi derajatnya. Teori Stufenbau semakin
diperjelas dalam hukum positif di Indonesia dalam bentuk UU
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
b. Asas lex specialis derogat legi generalis;
Adalah asas penafsiran hukum yang menyatakan bahwa hukum
yang bersifat khusus (lex specialis) mengesampingkan hukum
yang bersifat umum (lex generalis). Menurut Bagir Manan ada
beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam asas lex specialis
derogat legi generalis, yaitu:
1) Ketentuan yang didapati dalam aturan hukum umum tetap
berlaku, kecuali yang diatur khusus dalam aturan hukum
khusus tersebut;
2) Ketentuan lex specialis harus sederajat dengan ketentuan lex
generalis (UU dengan UU);
3) Ketentuan lex specialis harus berada dalam lingkungan
hukum (rezim) yang sama dengan lex generalis. KUHD
dan KUHPer sama-sama termasuk lingkungan hukum
keperdataan.
c. Asas lex posterior derogat legi priori;
Yaitu pada peraturan yang sederajat, peraturan yang paling baru
melumpuhkan peraturan yang lama. Jadi peraturan yang telah
diganti dengan peraturan yang baru, secara otomatis dengan
52 dpr.go.id