Page 67 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 67
ILMU PERUNDANG-UNDANGAN,
TEORI, HIERARKI, DAN MATERI MUATAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA
d. Asas “dapat dilaksanakan” adalah bahwa setiap pembentukan
peraturan perundang-undangan harus memperhitungkan
efektivitas peraturan perundang-undangan tersebut di dalam
masyarakat, baik secara filosofis, yuridis, maupun sosiologis.
e. Asas “kedayagunaan dan kehasilgunaan” adalah bahwa setiap
peraturan perundang-undangan dibuat karena memang benar-
benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
f. Asas “kejelasan rumusan” adalah bahwa setiap peraturan
perundang-undangan harus memenuhi persyaratan teknis
penyusunan peraturan perundang-undangan, sistematika, dan
pilihan kata atau terminologi, serta bahasa hukumnya jelas dan
mudah dimengerti, sehingga tidak menimbulkan berbagai macam
interpretasi dalam pelaksanaannya.
g. Asas “keterbukaan” adalah bahwa dalam pembentukan peraturan
perundang-undangan mulai dari perencanaan, penyusunan,
pembahasan, pengesahan, atau penetapan, serta pengundangan
bersifat transparan dan terbuka. Dengan demikian, seluruh lapisan
masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk
memberikan masukan dalam pembentukan peraturan perundang-
undangan.
Dalam Pasal 6 ayat (1) UU No. 12 Tahun 2011 jo. UU No. 15 Tahun
2019 juga dirumuskan asas-asas yang harus tercermin dalam materi
muatan peraturan perundang-undangan, yakni sebagai berikut:
a. Asas pengayoman;
b. Asas kemanusiaan;
c. Asas kebangsaan;
d. Asas kekeluargaan;
e. Asas kenusantaraan;
f. Asas bhinneka tunggal ika;
g. Asas keadilan;
h. Asas kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan;
49
dpr.go.id