Page 95 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 95

ILMU PERUNDANG-UNDANGAN,
                                                       TEORI, HIERARKI, DAN MATERI MUATAN
                                             PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA


                           2.   Unsur idiil, karena sifatnya  yang abstrak, bersumber pada diri
                                manusia itu sendiri yang berupa “akal/pikiran” dan “perasaan”.
                           3.   Aturan dasar (Grundgesetz) merupakan aturan-aturan yang masih
                                bersifat pokok, bersifat dasar, dan biasanya merupakan landasan
                                luas bagi tata hukum yang lebih terperinci lagi.
                                Sebagai norma dasar suatu negara  (Staatfundamentalnorm)
                           memberikan landasan bagi aturan dasar yang merupakan tatanan suatu
                           negara dalam bentuk UUD atau konstitusi (tertulis), maka aturan dasar
                           tersebut pada gilirannya merupakan landasan bagi hukum perundang-
                           undangan (Gesetzesrecht) yang berlaku dalam negara.
                                Biasanya aturan-aturan dasar tersebut apabila dituangkan dalam
                           suatu dokumen negara disebut Verfassung, dan apabila dalam beberapa
                           dokumen atau tersebar-sebar disebut  Grundgesetz.  Isi penting bagi
                           aturan dasar selain garis-garis besar atau pokok-pokok kebijaksanaan
                           negara juga terutama aturan-aturan untuk memperlakukan dan
                           memberikan kekuatan mengikat kepada norma-norma hukum peraturan
                           perundang-undangan, atau dengan perkataan lain menggariskan tata
                           cara membentuk peraturan perundang-undangan  yang mengikat
                           umum.

                                Pengaruh aliran positivisme  menyebutkan  bahwa hukum ini
                           semata-mata suatu sistem dari kaidah-kaidah. Hukum harus dilihat
                           semurni-murninya dan dipisahkan dari anasir-anasir lain  yang
                           sebenarnya merupakan hukum, seperti umpamanya pengaruh-
                           pengaruh sosiologis, psikologis, politik, dan lain-Iain.
                                Negara adalah suatu ketertiban kaidah  (nomenordening), yaitu
                           suatu ketertiban negara  (staatsorde). Negara adalah suatu sistem
                           yang teratur. Hukum pun adalah suatu sistem yang teratur. Karenanya,
                           maka ketertiban negara ini adalah hal  yang sama dengan ketertiban
                           hukum.  Suatu tata hukum merupakan sistem kaidah-kaidah hukum
                                 111
                           secara hierarki, sahnya kaidah hukum dari golongan tingkat yang lebih
                           rendah tergantung atau ditentukan oleh kaidah-kaidah yang termasuk
                           golongan tingkat yang lebih tinggi. 112

                          111  Sudargo Gautama, Pengertian tentang Negara Hukum, (Bandung: Alumni,1983), hlm. 38.
                          112  Hans  Kelsen,  terpetik  dalam,  Purnadi  Purbacaraka  dan  Soerjono  Soekanto,  Perihal  Kaedah  Hukum,
                       (Bandung: Citra Aditya Bakti, cetakan keenam, 1993), hlm. 30.


                                                                                  77
                                                                         dpr.go.id
   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100