Page 99 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 99

ILMU PERUNDANG-UNDANGAN,
                                                       TEORI, HIERARKI, DAN MATERI MUATAN
                                             PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA


                                Jenis peraturan perundang-undangan  selain sebagaimana
                           dimaksud dalam hierarki peraturan perundang-undangan dalam UU
                           No. 12 Tahun 2011 jo. UU No. 15 Tahun 2019, pada tabel diatas mencakup
                           peraturan yang ditetapkan oleh MPR, DPR, DPD, MA, MK, BPK, KY, BI,
                           Menteri, badan, lembaga, atau komisi  yang setingkat  yang dibentuk
                           dengan UU atau Pemerintah atas perintah UU, DPRD Provinsi, Gubernur,
                           DPRD Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau  yang
                           setingkat, hal tersebut diatur dalam Pasal 8 ayat (1). Daya mengikat suatu
                           peraturan perundang-undangan dijelaskan dalam Pasal 8 ayat (2) yaitu
                           peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat
                           (1) diakui  keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum  mengikat
                           sepanjang diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan  yang
                           lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.


                           I.   PERATURAN PELAKSANA DAN PERATURAN
                                OTONOM
                                Kelompok norma hukum  yang terakhir adalah peraturan
                           pelaksanaan (Verordnung) dan peraturan otonom (Autonome Satzung).
                           Peraturan pelaksanaan dan peraturan otonom ini merupakan peraturan
                           yang terletak  di bawah UU  yang  berfungsi menyelenggarakan
                           ketentuan-ketentuan dalam UU. Peraturan pelaksanaan bersumber dari
                           kewenangan delegasi, sedangkan peraturan otonom bersumber dari
                           kewenangan atribusi.
                                Atribusi kewenangan dalam pembentukan peraturan perundang-
                           undangan  (atributie van wetgevingsbevoegheid)  ialah  pemberian
                           kewenangan membentuk peraturan perundang-undangan  yang
                           diberikan oleh grundnorm (UUD) atau wet (UU) kepada suatu lembaga
                           negara/pemerintahan.

                                Sementara itu, delegasi kewenangan dalam pembentukan
                           peraturan perundang-undangan (delegatie van wetgevingsbevoegheid)
                           ialah pelimpahan kewenangan membentuk peraturan perundang-
                           undangan yang dilakukan oleh peraturan perundang-undangan yang
                           lebih tinggi kepada peraturan perundang-undangan yang lebih rendah,
                           baik pelimpahan dinyatakan dengan tegas atau tidak.



                                                                                  81
                                                                         dpr.go.id
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104