Page 352 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 352
PARLEMEN D AN UPAYA
MENGGAPAI K ONS TITUSI
B AR U,1957 - 1960
lagi merupakan golongan fungsional. Akan tetapi, hal tersebut justru
dianggap buruk bagi beberapa pihak yang duduk di luar pemerintah.
Sebab besar kemungkinan akan melahirkan satu golongan yang memiliki
pengaruh dan kedudukan yang kuat dalam DPR-GR.
Selain itu, muncul beragam pandangan miring lain tentang DPR-
GR. Sesungguhnya, reaksi-reaksi yang muncul terhadap DPR-GR tidaklah
lepas dari permasalahan pembubaran DPR hasil Pemilihan Umum 1955.
Hal ini terjadi karena sejak Presiden Sukarno membubarkan DPR dan
kemudian mengumumkan rencana pembentukan DPR-GR, banyak pihak
yang sudah membaca bagaimana nasib dan kedudukan lembaga legislatif
tersebut. Walaupun demikian, segala upaya dan reaksi dari pihak yang
kontra terhadap pembentukan DPR-GR tidak bisa menghalangi kehendak
dari Presiden Sukarno. Sejak memasuki masa Demokrasi Terpimpin,
Sukarno telah memiliki kekuasaan yang besar akibat adanya Manifesto
Politik sebagai GBHN-nya dan lembaga legislatif sendiri kehilangan
Selain itu, perannya karena berada pula dibawah kuasa presiden.
muncul beragam Pembentukan DPRG-GR sebagai pengganti DPR Hasil Pemilihan
pandangan miring Umum 1955 memperlihatkan semakin terkikisnya peran ideal lembaga
legislatif. Peran nyata lembaga legislatif yang melemah kekuatannya
lain tentang DPR- puncaknya terjadi di masa DPR-GR. Bahkan hingga Sukarno lengser
GR. Sesungguhnya, digantikan oleh Soeharto, lembaga legislatif tidak pernah lagi kembali
reaksi-reaksi memperihatkan kekuatannya yang garang dengan pertentangan
yang muncul ideologisnya dalam mengkritisi pemerintah, mengesahkan anggaran, dan
merumuskan undang-undang.
terhadap DPR-
GR tidaklah lepas
dari permasalahan
pembubaran DPR
hasil Pemilihan
Umum 1955.
SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 353
REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
02 B BUKU 100 DPR BAB 6 CETAK.indd 353 11/19/19 9:22 AM