Page 350 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 350

PARLEMEN D AN UPAYA
                                                                                      MENGGAPAI K ONS TITUSI
                                                                                              B AR U,1957 - 1960


                                                 fungsi DPR sebagaimana mestinya.
                                                      Sejak awal Presiden mengumumkan rencana pembentukan DPR-GR,
                                                 kelompok ini khawatir jika perubahan perimbangan perwakilan golongan-
                                                 golongan dalam DPR-GR hanya akan memperkuat pengaruh dan kedudukan
                                                 suatu golongan tertentu yang pada akhirnya mengakibatkan kegelisahan
                                                 terhadap hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu, DPR-GR yang dibentuk
                                                 Sukarno pada hakikatnya ialah DPR yang hanya membenarkan semua
                                                 kehendak presiden sehingga tidak dapat mencerminkan Indonesia sebagai
                                                 negara hukum dan demokrasi yang sehat. Selanjutnya, Liga Demokrasi
                                                 juga khawatir apabila pembaruan dengan cara pengangkatan sebagaimana
                                                 yang dipersiapkan itu adalah bertentangan dengan asas-asas demokrasi
                                                 yang dijamin undang-undang. 448
                                                      Seiring  berjalannya  waktu,  apa  yang  dikhawatirkan  oleh  Liga
                              Seiring            Demokrasi terkait pembentukan DPR-GR sungguh terjadi. PKI pun
                        berjalannya              menjadi golongan yang berpengaruh dan berkedudukan cukup kuat dalam
                  waktu, apa yang                DPR-GR. Bahkan, tidak hanya dalam DPR-GR, tetapi juga dalam Majelis

                     dikhawatirkan               Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS), Dewan Pertimbangan Agung
                                                 (DPA), Front Nasional, serta dalam Musyawarah Pembantu Pimpinan
                           oleh Liga             Revolusi (MPPR). Pencapaian PKI tersebut merupakan akibat dari adanya
                Demokrasi terkait                penentangan golongan agama dan pimpinan TNI AD terhadap usaha-
                     pembentukan                 usaha presiden untuk membentuk Kabinet Gotong Royong pada tahun

                DPR-GR sungguh                   1960. 449
                                                      Selain itu, terkait dengan pembaruan pengangkatan keanggotaan
                         terjadi. PKI            DPR dalam arti tanpa pemilihan memang tidak bertentangan dengan
                      pun menjadi                UUD 1945 namun bisa bertentangan dengan asas-asas demokrasi yang
                   golongan yang                 dijamin undang-undang. Hal ini disebabkan karena UUD 1945 tidak

                berpengaruh dan                  memuat ketentuan tersendiri tentang tata cara memilih anggota DPR.
                                                 Akan tetapi, yang dipermasalahkan ialah akan menyebabkan terkooptasi-
                    berkedudukan                 nya lembaga legislatif itu di bawah presiden. Hal ini sungguh terjadi di
                cukup kuat dalam                 masa Demokrasi Terpimpin, di mana kewenangan DPR-GR sering kali
                            DPR-GR.              diabaikan oleh Presiden.
                                                      Bahkan lebih jauh lagi, menurut pengakuan Jenderal A. H. Nasution
                                                 dalam bukunya Memenuhi Panggilan Tugas Jilid 5, Presiden Sukarno
                                                 dengan sengaja mengangkat pimpinan-pimpinan lembaga legislatif dan
                                                 juga yudikatif sebagai menteri. Dengan begitu, terjadilah sentralisasi
                                                 kekuasaan. Hal ini disebabkan karena menteri para itu harus bertanggung
                                                 jawab kepada presiden dan lembaga-lembaga itu tersubordinasi di


                                                 448  Ibid, hlm. 423.
                                                 449  Ibid, hlm. 426.




                       SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   351
                          REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 6 CETAK.indd   351                                                                  11/19/19   9:22 AM
   345   346   347   348   349   350   351   352   353   354   355