Page 349 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 349

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                      BERPARLEMEN



                                                       tindakan-tindakan kabinet membubarkan parlemen Republik
                                                       Indonesia hasil pilihan rakyat. Soetomo juga membuat tuduhan
                                                       bahwa Kabinet Kerja telah bertindak sewenang-wenang.
                                                             Tuduhan yang dibuat oleh Soetomo bukanlah tanpa landasan.
                                                       Lebih jauh lagi, ia mengemukakan beberapa fakta tindakan
                                                       sewenang-wenang yang dilakukan kabinet Sukarno itu. Fakta-
                                                       fakta tersebut ialah para anggota DPR-GR itu dipaksa menerima
                                                       Manifesto Politik (Manipol) dan UUD 1945, Sosialisme, Demokrasi
                                                       Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia
                                                       (Usdek), tanpa diberi tempo terlebih dahulu untuk mempelajarinya.
                                                       Fakta berikutnya ialah adanya paksaan bagi golongan-golongan
                                                       Nasionalis, Agama, dan Komunis untuk mengadakan kerja sama.
                                                       Terakhir, menurut Soetomo, pembongkaran Tugu Gedung
                                                       Proklamasi di Pegangsaan Timur 56, Jakarta juga ditemukan unsur
                                                       pemaksaan.
                                                             Terkait dengan pembubaran DPR hasil pemilihan umum
                                                       1955 dan pembentukan DPR-GR, kalangan partai-partai memang
                                                       memiliki sikap dan pendapat yang berbeda-beda. Oleh karena itu,
                                                       atas dorongan Hatta dan beberapa orang tokoh militer, maka PSI,
                                                       Masyumi, dan beberapa sekutunya membentuk Liga Demokrasi.
                                                       Liga Demokrasi itu sendiri dibentuk ketika Presiden Sukarno
                                                       sedang berada di luar negeri. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh
                                                       kelompok tersebut ialah menentang langkah-langkah pembubaran
                                                       DPR hasil pemilihan umum 1955 dan pembentukan DPR-GR.
                                                             Pada akhir bulan Maret 1960, Liga Demokrasi mengeluarkan
                      Pada akhir bulan                 pernyataan yang isinya meminta agar pemerintah membentuk DPR
                            Maret 1960,                yang demokratis dan konstitusional. Dengan demikian, tokoh-

                       Liga Demokrasi                  tokoh yang tergabung dalam Liga Demokrasi berharap agar rencana
                                                       pemerintah untuk membentuk DPR-GR ditangguhkan. Akan tetapi,
                         mengeluarkan                  upaya Liga Demokrasi untuk menggagalkan pembentukan DPR-

                     pernyataan yang                   GR tidak membuahkan hasil. Sebab ketika kembali ke tanah air,
                       isinya meminta                  Sukarno segera melarang kelompok tersebut. Setelah adanya

                      agar pemerintah                  larangan tersebut, kegiatan Liga Demokrasi terhenti.
                                                             Meskipun Liga Demokrasi tidak berhasil menginisiasi
                     membentuk DPR                     pembentukan DPR yang sesuai prinsip demokrasi dan konstitusi,

                yang demokratis dan                    setidaknya kelompok ini telah berkontribusi untuk menjadikan
                         konstitusional.               DPR lebih baik lagi. Liga Demokrasi telah membuktikan rasa
                                                       kepeduliannya terhadap lembaga legislatif tersebut. Dapat
                                                       dikatakan bahwa Liga Demokrasi ingin mengembalikan kembali





                                          dpr.go.id   350





         02 B BUKU 100 DPR BAB 6 CETAK.indd   350                                                                  11/19/19   9:22 AM
   344   345   346   347   348   349   350   351   352   353   354