Page 179 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 179
BABAK BELUR BAB VIII
INFRASTRUKTUR
didominasi oleh para investor Cina itu, alih-alih menyerap tenaga kerja
kita sendiri, yang kemudian diserap justru adalah tenaga kerja asing.
Padahal, sebagaimana hasil kajian Bank Dunia, penciptaan lapangan kerja
bisa memperkecil angka ketimpangan.
Pemerintah seharusnya bisa belajar dari kasus Brasil. Akibat terlalu
jor-joran membangun infrastruktur, APBN mereka jebol.
Reformasi perpajakan sebenarnya bisa menjadi instrumen efektif
untuk mengurangi ketimpangan. Rasio pajak kita saat ini tidak pernah
beranjak di angka 10-11 persen terhadap PDB (Produk Domestik Bruto).
Angka ini sangat rendah jika dibandingkan dengan rata-rata negara
ASEAN, apalagi jika dibandingkan dengan rata-rata negara OECD yang
sebesar 34 persen.
Di tengah keterbatasan anggaran, sudah seharusnya pemerintah
menyeleksi kembali pembangunan infrastruktur. Proyek-proyek yang
tidak perlu, seperti proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, misalnya,
sebaiknya dihentikan, sebelum menelan kerugian yang lebih besar. Sebab,
ada banyak sekali proyek pemerintah yang berisiko mangkrak, karena
kesulitan pendanaan.
Pemerintah kini harusnya banting stir pada isu ketimpangan dengan
melakukan kegiatan pembangunan yang berhubungan dengan sektor
pertanian dan perdesaan, tempat di mana sebagian besar masyarakat kita
menggantungkan hidupnya. Daya dorongnya bagi perekonomian nasional
akan jauh lebih besar.
Jakarta, 24 Maret 2017
CATATAN-CATATAN KRITIS 177
DARI SENAYAN