Page 175 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 175

Dr. Fadli Zon, M.Sc





                 rescheduling pembayaran cicilan pokok atau bunga utang, minimal hingga
                 tiga tahun ke depan, agar anggaran publik kita bisa lebih longgar. Atau,
                 bila perlu, pemerintah bahkan memperjuangkan penghapusan utang
                 lama, agar kita memiliki ruang fiskal yang lebih besar untuk menangani
                 pemulihan pasca-bencana.
                      Berkaca pada tsunami Aceh pada 2004, misalnya, beberapa negara
                 sempat menawarkan penghapusan utang kepada Indonesia. Kenapa bukan
                 hal semacam itu yang diperjuangkan?
                      Kalau  pejabat  kita  bisanya  hanya  mengajukan  utang  baru  untuk
                 mengatasi keterbatasan anggaran, menurut saya itu bukan prestasi.
                 Sebagai pemilik gelar “Menteri Keuangan Terbaik Sedunia”, Ibu Sri Mulyani
                 mestinya  bisa  menawarkan  terobosan,  bukannya  malah  memberikan
                 solusi yang membebani.

                      Publik harus mengawasi apakah komitmen pinjaman atas nama
                 bencana dari Bank Dunia dan ADB tadi akan disambut oleh pemerintah
                 atau tidak. Dan publik  harus diberitahu apa yang disebut bantuan  itu
                 sebenarnya adalah utang yang nantinya harus dibayar oleh seluruh rakyat,
                 bukan bantuan cuma-cuma.
                      Bukan zamannya lagi mengelabui rakyat dengan menyebut utang
                 sebagai bantuan, apalagi investasi. Sebab, dari hasil pantauan saya, dari
                 forum di Bali kemarin beberapa BUMN juga ada yang menarik utang baru
                 yang mereka sebut sebagai investasi, padahal itu jelas-jelas utang.


                                                Jenewa, Swiss, 16 Oktober 2018






















                170 KATA FADLI
   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180