Page 307 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 307

PANGAN &
                                                                     PEMBANGUNAN   BAB XIV
                                                                        PERTANIAN



                                                 (1)

                                  UNTUK ATASI PROBLEM
                                   PANGAN MASA DEPAN,
                                        MARI BERTANI




                            ARI  Pangan Sedunia, yang diperingati setiap tanggal 16
                            Oktober, tahun ini mengambil tema “Climate is Changing, Food
                            Agriculture Must Too”, yang di Indonesia kemudian diadopsi
                            menjadi “Membangun Kedaulatan Pangan Berkelanjutan
               H Mengantisipasi Era Perubahan Iklim”.
                      Sebagai  Ketua  Umum DPN HKTI (Himpunan  Kerukunan Tani
                 Indonesia) saya ingin menyampaikan  jika  tantangan  Indonesia dalam
                 urusan pangan akan semakin berat ke depannya. Salah satu indikatornya
                 adalah tingginya angka impor dan defisit perdagangan pangan.
                      Sejak 2007 Indonesia mengalami defisit perdagangan pangan. Impor
                 pangan melejit lebih cepat daripada ekspor, sehingga defisit terus melebar.
                 Laju permintaan pangan di Indonesia kini mencapai 4,87% per tahun, dan
                 tak mampu dikejar oleh kemampuan produksi nasional.
                      Itu sebabnya hingga kini kita masih mengimpor komoditas pangan
                 strategis, seperti misalnya beras, jagung, kedelai, tepung terigu, gula pasir,
                 dan bahkan garam. Angkanya juga terus meningkat. Tahun lalu, total impor
                 pangan menguras devisa hingga US$8,846 miliar, atau sekitar Rp116,5
                 triliun. Untuk tahun ini,  pada semester pertama 2016 saja nilai impor
                 pangan sudah sebesar US$5,4 miliar, atau setara Rp70,1 triliun dengan
                 volume 14,6 juta ton. Jumlah ini naik sekitar 12,2% jika dibandingkan angka
                 pada periode yang sama tahun 2015. Hingga akhir tahun, angkanya akan
                 lebih besar lagi.

                      Ketergantungan yang tinggi terhadap impor pangan ini disebabkan
                 oleh banyak faktor. Namun, saya melihat ada dua faktor mencolok
                 yang membuat kenapa produksi pangan kita tidak pernah mencukupi
                 kebutuhan. Pertama adalah alih fungsi lahan produktif, dan kedua adalah
                 mandegnya regenerasi petani di Indonesia.




                                                                  CATATAN-CATATAN KRITIS  319
                                                                         DARI SENAYAN
   302   303   304   305   306   307   308   309   310   311   312