Page 377 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 377
PANCASILA BAB XVII
& KEBANGSAAN
(1)
PANCASILA ITU KE-KITA-AN,
BUKAN KE-SAYA-AN
P EMBENTUKAN Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi
Pancasila (UKP-PIP) melalui Perpres No. 54/2017 oleh Presiden
Joko Widodo, yang sebagian personalianya telah dilantik di
Istana Negara pada hari Rabu, 7 Juni 2017, menurut saya perlu
diapresiasi sekaligus juga diberi catatan kritis.
Sesudah Reformasi, Pancasila memang agak diabaikan dan sejumlah
hal yang berkaitan dengannya sempat mendapat stigma buruk. Itu terjadi
karena saat itu publik mengidentikkan Pancasila dengan Orde Baru.
Persepsi itu tentu saja keliru, karena Pancasila adalah dasar negara, bukan
produk rezim yang saat itu berkuasa. Jadi, pembentukkan unit kerja
kepresidenan ini perlu disambut positif. Pemerintah bisa dianggap telah
menaruh perhatian serius terhadap keberadaan dasar negara, dan itu
bagus.
Namun, saya punya dua catatan atas pembentukan lembaga baru
ini, satu soal substansi, dan kedua soal kelembagaan. Pertama, dari sisi
substansi, belajar dari pengalaman masa lalu, jangan sampai lembaga
baru ini terjebak memunculkan lagi tafsir tunggal atau tafsir resmi
versi penguasa mengenai Pancasila. Itu tidak produktif dan berbahaya,
karena semua penafsiran yang berbeda dengan penguasa nantinya bisa
distigmatisasi sebagai tindakan melawan pemerintah. Kita tidak ingin
mengulangi hal itu lagi.
Kita harus bijak memahami bahwa maraknya berbagai aksi
belakangan ini bisa jadi tak berangkat dari tergerusnya komitmen
masyarakat terhadap Pancasila, tetapi karena disebabkan hal lain. Apakah
karena faktor lemahnya penegakkan hukum, hukum yang tebang pilih,
ketimpangan ekonomi, ketidakadilan sosial, atau hal-hal sejenisnya.
Sehingga, terapi untuk mengatasi persoalan kita hari ini tak bisa
hanya dengan indoktrinasi dan produksi jargon. Jangan sampai pemerintah
CATATAN-CATATAN KRITIS 395
DARI SENAYAN