Page 379 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 379

PANCASILA  BAB XVII
                                                                     & KEBANGSAAN




                                                (2)

                                  PERPRES TENTANG GAJI
                          PEJABAT BPIP LUKAI MASYARAKAT





                           ERBITNYA Peraturan Presiden (Perpres) No. 42/2018 mengenai
                           besaran gaji  yang diterima para pejabat Badan Pembinaan
                           Ideologi Pancasila (BPIP) memang pantas untuk dikritisi. Tidak
                           sepantasnya sebuah  lembaga non-struktural seperti BPIP
                Tdiberi standar gaji mirip BUMN, yang melebihi standar gaji di
                 lembaga-lembaga tinggi kenegaraan.
                      Perpres itu menunjukkan betapa borosnya pihak Istana dalam
                 mengelola anggaran, sekaligus membuktikan inkonsistensi mereka
                 terhadap agenda reformasi birokrasi yang selama ini selalu didengung-
                 dengungkan. Di tengah keprihatinan perekonomian nasional, pemerintah
                 malah menghambur-hamburkan anggaran untuk sebuah lembaga ad hoc.
                      Dalam catatan saya, setidaknya ada empat cacat serius yang
                 terkandung dalam Perpres tersebut. Pertama, dari sisi logika manajemen.
                 Di lembaga manapun, baik di pemerintahan maupun swasta, gaji direksi
                 atau eksekutif itu pasti selalu lebih besar daripada gaji komisaris, meskipun
                 komisaris adalah wakil pemegang saham. Beban kerja terbesar memang
                 adanya di direksi atau eksekutif. Nah, struktur gaji di BPIP ini menurut
                 saya aneh. Bagaimana bisa gaji ketua dewan pengarahnya lebih besar dari
                 gaji kepala badannya sendiri? Dari mana modelnya?!
                      Dewan pengarah, sesuai dengan namanya, seharusnya lebih berupa
                 anggota  kehormatan, atau  orang-orang yang  dipinjam wibawanya saja.
                 Jadi, mereka seharusnya tak punya fungsi eksekutif sama sekali. Aneh
                 sekali jika mereka  kemudian digaji lebih besar daripada pejabat eksekutif
                 BPIP. Lebih aneh lagi jika mereka semua tidak memberikan penolakan atas
                 struktur gaji yang aneh ini!
                      Kedua, dari sisi etis. Lembaga ini bukan BUMN atau bank sentral yang
                 bisa menghasilkan laba, sehingga gaji pengurusnya pantas dipatok ratusan




                                                                  CATATAN-CATATAN KRITIS  397
                                                                         DARI SENAYAN
   374   375   376   377   378   379   380   381   382   383   384