Page 383 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 383
PANCASILA BAB XVII
& KEBANGSAAN
instrumen Pancasila. Sebab, kelompok Islam adalah bagian terbesar dari
bangsa ini. Tindakan tersebut bisa memecah belah persatuan.
Butuh waktu kurang lebih dua puluh tahun untuk menyadari kembali
pentingnya Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jangan
sampai kesadaran itu dinodai kembali oleh instrumentalisasi Pancasila
yang keliru.
Ini juga menjadi alasan kenapa saya dulu mengkritik pendirian Unit
Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP), yang kini berubah
menjadi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Bukan pembudayaan
dan pembinaan Pancasilanya yang saya kritik, tapi posisi kelembagaannya.
Lembaga semacam itu seharusnya dibuat independen, sangat berbahaya
jika melekat pada rumah tangga Istana.
Apalagi, dasar pembentukannya bukanlah undang-undang, hanya
peraturan presiden, dan personalia yang mengisinya adalah bekas tim
sukses dan pendukung pemerintah pada saat kampanye dulu. Pancasila
jadi kembali rawan dijadikan instrumen politik praktis pemerintah.
Saya setuju kita memiliki kembali lembaga seperti BP-7. Tapi
lembaga semacam itu haruslah dibentuk melalui undang-undang. Artinya,
formatnya dibahas secara bersama oleh Presiden dengan DPR. Ini untuk
menjaga agar proses pengakaran, pembudayaan, serta pengembangan
Pancasila terhindari dari kooptasi kepentingan politik praktis rezim
yang berkuasa. Lembaga semacam itu harus jadi alat negara, bukan alat
kekuasaan pemerintah. Itu sebabnya kelembagaan dan personalianya
harus bersifat independen, spektrumnya heterogen, tidak berisi hanya tim
sukses.
Saya kira itu adalah hal-hal yang perlu kita benahi terkait dengan
instrumentalisasi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sekali lagi, selamat Hari Lahir Pancasila.
Jakarta, 1 Juni 2018
CATATAN-CATATAN KRITIS 401
DARI SENAYAN