Page 459 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 459

Dr. Fadli Zon, M.Sc





                 mengancam lembaga demokrasi. Itu sebabnya Partai Gerindra menolak
                 Perppu ini yang bertentangan dengan UUD 1945. Sebab, Perppu itu jangan
                 hanya dilihat vis a vis ormas yang dianggap anti Pancasila, namun harus
                 dilihat bahwa Perppu tersebut memberi pemerintah kewenangan sepihak
                 untuk membubarkan organi-sasi-organisasi yang tak sehaluan dengannya
                 tanpa melalui proses hukum terlebih dahulu.

                      Demokrasi itu dilindungi konstitusi dan hukum, serta bekerja
                 melalui instrumen hukum, jadi tak bisa proses hukum digergaji hanya demi
                 kepentingan rezim yang berkuasa.

                      Kedua, dalam bidang politik. Dalam tiga tahun terakhir kita juga juga
                 kembali menyaksikan adanya praktik pecah-belah terhadap partai politik,
                 hal yang dulu kita ingat hanya terjadi di masa Orde Baru. Kubu yang tidak
                 pro terhadap  pemerintah tidak  diakui  keabsahannya meskipun  mereka,
                 misalnya, menang di pengadilan. Ini bentuk kemunduran politik.
                      Ketiga, dalam bidang hukum. Saya menilai bahwa pemerintah
                 ini sering sekali membolak-balikan opini hukum demi untuk membela
                 kepentingannya sendiri.  Coba  saja  lihat  kasus  reklamasi  Teluk  Jakarta.
                 Tahun lalu, demi melegitimasi Gubernur Basuki Tjahaja Purnama yang pro
                 terhadap reklamasi, pemerintah menyatakan bahwa kewenangan reklamasi
                 Pantai Utara Jakarta telah dilimpahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI
                 Jakarta. Jadi, orang tak boleh memprotes kewenangan Gubernur Basuki
                 terkait reklamasi.
                      Nah, sekarang, begitu gubernurnya ganti dan mengusung agenda
                 menghentikan reklamasi, pendapat pemerintah pusat berubah lagi, yaitu
                 meminta agar gubernur baru tunduk kepada keputusan pemerintah pusat
                 yang telah memutuskan untuk melanjutkan reklamasi. Ini mempermainkan
                 hukum dan akal sehat.
                      Inkonsistensi dalam penegakkan hukum juga bisa kita lihat dalam
                 kebijakan pertambangan dan renegosiasi kontrak karya yang berubah-
                 ubah hanya demi menyenangkan kepentingan investor. Hukum dijadikan
                 permainan, bukan ditegakkan.
                      Keempat, dalam bidang ekonomi. Pembangunan infrastruktur yang
                 diklaim oleh pemerintah bisa jadi trigger untuk menggerakkan ekonomi,





                486 KATA FADLI
   454   455   456   457   458   459   460   461   462   463   464